JAKARTA, KOMPAS.com - Semangkuk kapur barus terlihat di atas meja makan saat empat mayat sekeluarga ditemukan di dalam rumah di perumahan Citra Garden 1 Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022).
Hal itu disaksikan Ketua RT 7 RW 15, Asiung, usai polisi dan warga mendobrak rumah tersebut lantaran mencium bau busuk sepekan terakhir.
"Di meja itu ada kapur barus. Kapur barusnya ada di dalam mangkok ditaruh di atas meja makan," ungkap Asiung di tempat kejadian, Jumat (11/11/2022).
Baca juga: Waktu Kematian Satu Keluarga di Kalideres Berbeda-beda, Ada yang Tewas sejak 3 Pekan Lalu
Selain semangkuk kapur barus, Asiung juga melihat sebuah lilin berwarna merah di atas meja makan yang sama.
"Saya lihat ada kapur barus, sebelahnya ada lilin warna merah. Di sebelahnya lagi ada bedak muka," ungkap Asiung.
Adapun keempat mayat itu merupakan satu keluarga yakni suami Rudyanto Gunawan (71) dan istrinya K. Margaretha Gunawan (68).
Ada juga anak dari keduanya Dian (40).
Jasad satu lagi diketahui bernama Budyanto Gunawan (69) yang merupakan ipar dari Rudyanto.
Jasad keempatnya ditemukan di ruangan yang berbeda-beda.
Hasil Otopsi
Polisi telah melakukan otopsi terhadap empat jenazah. Hasilnya tak ditemukan tanda bekas penganiayaan atau kekerasan terhadap keempat korban.
Dari hasil otopsi, diduga keempat korban tidak makan beberapa hari sebelum akhirnya tewas.
"Berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan. Jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter, bahwa (korban) ini tidak makan dan minum cukup lama, karena dari otot-ototnya sudah mengecil," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce.
Namun, terkait dugaan korban tewas akibat kelaparan, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Pasma mengatakan, dokter forensik RS Bhayangkara Polri masih akan memeriksa organ lainnya.
"Dari dokter RS Bhayangkara Polri akan melakukan pendalaman lagi dengan memeriksa hati dan organ-organ lainnya dari kasus kematian ini. Supaya lebih spesifik mengetahui penyebab kematian ini," pungkas Pasma.
Masih berdasarkan otopsi, ditemukan dugaan bahwa para korban tewas sejak 3 pekan lalu, namun dengan waktu kematian yang berbeda.
"Semuanya di waktu berbeda meninggalnya. Sehingga waktu pembusukan jasad masing-masing berbeda," jelas Pasma.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.