Di Indonesia sendiri, angkanya terbilang sangat rendah, yakni hanya sekitar 2 persen. Oleh sebab itu, pengadaan fasilitas untuk pesepeda perlu ditambah, alih-alih dibatasi.
Hal ini urgent untuk diterapkan, terutama di Jakarta, karena Jakarta kerap menduduki posisi tertinggi sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada pertengahan tahun lalu mengungkap salah satu sumber polusi udara terbesar di Jakarta, yakni sektor transportasi.
Pertumbuhan jumlah kendaran bermotor berbanding lurus terhadap tingkat pencemaran udara, ditandai dengan meningkatnya jumlah emisi berupa Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon (HC), Nitrogen Oksida (NO), dan debu.
Baca juga: Dari TGUPP hingga Jalur Sepeda, Ini Warisan Anies yang Dihapus Heru Budi
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan pertumbuhan pesat pada jumlah kendaraan di Jakarta dari tahun ke tahun.
Pada 2019, jumlah mobil penumpang di Ibu Kota ada 3.310.426, naik menjadi 4.111.231 di tahun 2021. Sementara itu, sepeda motor pada 2019 berjumlah 15.868.191, dan dua tahun setelahnya menjadi 16.519.197.
Jika fasilitas untuk pesepeda terus dikembangkan, jumlah warga yang beralih menggunakan sepeda pun akan meningkat.
Catatan Dinas Perhubungan DKI, pada 2015, kurang dari 50 orang bersepeda setiap harinya. Pada Agustus tahun ini, jumlah pesepeda dalam satu hari di Jakarta mencapai 4.000 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.