Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejadian Menghebohkan di Tahun 80an, Ayah dan Ibu Tiri Siksa Arie Hanggara hingga Tewas

Kompas.com - 16/11/2022, 05:10 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - "Maafkan papa, Arie, papa tidak sengaja..."isak Machtino Eddiwan di depan pusara Arie Hangara (7), yang tewas ditangannya yang merupakan ayah kandungnya sendiri.

Rangkaian kalimat tersebut adalah cuplikan berita pada harian Kompas edisi 10 November 1984 tentang babak akhir dari penyiksaan orangtua terhadap anak yang berujung pada tewasnya sang anak.

Hal tragis yang menimpa Arie Hanggara kala itu menjadi perhatian publik sehingga membuat seluruh warga Indonesia geram.

Arie Hanggara, terlahir sebagai anak kedua dari pasangan Machtino Eddiwan dan Dahlia Nasution. Saat rumah tangga kedua orangtuanya berantakan, Arie bersama dua orang saudaranya dibawa sang ayah untuk hidup bersama istri barunya, Santi.

Baca juga: Anak di Depok Dibunuh Ayah Kandung karena Tak Menjawab Saat Ditanya Hal Ini

Keluarga itu tinggal di sebuah rumah yang terletak di Jalan H Semaun di bilangan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Tanggal 8 November 1984, atau 35 tahun lalu, menjadi hari terakhir dalam hidup Arie. Ia mengalami penyiksaan dari ayahnya, Machtino, karena dianggap telah mencuri uang di sekolah.

Hari tragis untuk Arie

Rabu sore hari, (7/11//2022), ketika Arie tiba di rumah dari sekolahnya di SD Yayasan Perguruan Cikini, Machtino menemukan uang sebesar Rp 8.000 di dalam tas Arie.

Baik Machtino maupun Santi merasa tidak pernah memberikan uang sebesar itu kepada Arie. Di samping itu, Perguruan Cikini membatasi siswa SD hanya dibolehkan membawa uang sebesar Rp 1.000.

Baca juga: Anak Disiksa Ayah Kandung di Duren Sawit, Diperbudak hingga Pernah Ditenggelamkan

Berdasarkan berita rekonstruksi dalam arsip Kompas, Machtino berniat menghukum anak kandungnya dengan pukulan dan tendangan ke arah wajah, tangan, kaki, dan pantat, agar Arie tidak melakukan kesalahan serupa.

Pasalnya sebelum kejadian hari itu, di pekan sebelumnya Machtino juga pernah mendapati Arie mencuri uang sebanyak Rp 1.500. Di waktu itu pun Machtino dan Santi menghukum Arie dengan pukulan dan tamparan.

Merasa Arie tidak kunjung jera, setelah disiksa sedari sore, pada Rabu malam, bocah kelas 1 SD ini masih mendapatkan siksaan dari orangtuanya.

Machtino mengikat kedua tangan dan kaki Arie dengan simpul mati menggunakan tali plastik. Arie kemudian diminta berjongkok di kamar mandi.

Baca juga: Orangtua yang Rantai dan Siksa Anak di Bekasi Belum Jadi Tersangka, Ini Alasan Polisi

Ia disuruh menghadap tembok, lalu kemudian Machtino membenturkan kepala Arie ke tembok. Arie tidak diperbolah makan atau minum sepanjang malam itu selama Arie belum meminta maaf kepada orang tuanya.

Santi si ibu tiri, turut menambah hukuman untuk Arie dengan menjambak rambut Arie seraya menodongkan pisau pengupas mangga ke wajah Arie seraya memaksa Arie meminta maaf.

Detik itu, Machtino masuk ke ruang dapur dan bertanya, "kenapa lagi ma?"

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Polisi Pernah Tolak Laporan Pelecehan yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar Saat Masa Kampanye

Megapolitan
Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Ternyata Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat 'Sunset'

Senangnya Alif Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang, Bisa Lihat "Sunset"

Megapolitan
Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Tersangka Kecelakaan Beruntun di GT Halim Temperamental, Polisi Minta Bantuan KPAI dan Psikolog

Megapolitan
Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com