Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Kriminolog: Sekte Apokaliptik di Balik Kematian Misterius Sekeluarga di Kalideres

Kompas.com - 16/11/2022, 05:45 WIB
Larissa Huda

Editor

"Dengan polisi mempelajari buku-buku dan katanya ada video juga, itu bisa menjadi clue," ujar Adrianus, Selasa (15/11/2022).

Berkaca dari beberapa kasus bunuh diri yang terjadi sebelumnya, kata Adrianus, kerap ditemukan fakta bahwa korban terinspirasi atau mendapat pemahaman dari ajaran tertentu yang dianutnya.

"Karena kalau melihat pengalaman-pengalaman kematian yang bersifat suicidal lainnya. Memang ada kelompoknya, ada pemimpinnya, ada gurunya," sambungnya.

Putus Komunikasi dengan Kerabat

Adrianus juga bertanya-tanya soal komunikasi keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres itu putus dengan kerabatnya sejak lama. Padahal, kata Adrianus, hal tersebut sulit terjadi di Indonesia.

Berdasarkan pengakuan Ris Astuti (64), sudah lama sekali tidak berkomunikasi dengan kakak kandungnya, Margaretha Gunawan (68).

Baca juga: Penjelasan Ahli Soal Otot Mengecil pada Jasad Sekeluarga di Kalideres, Benarkah karena Tidak Makan?

Margaretha adalah salah satu dari empat orang anggota keluarga yang ditemukan tewas misterius di rumahnya pada Kamis lalu. Ia memperkirakan komunikasi terakhir terjadi pada lima tahun lalu.

"Bayangkan, di Indonesia itu sangat susah sekali lho memutus jaringan dengan kerabat. Nyaris tidak mungkin rasanya di Indonesia itu," ujar Adrianus dilansir dari Kompas TV, Selasa (15/11/2022).

Atas dasar itu, dugaan Adrianus soal adanya pengaruh paham tertentu yang dianut korban semakin kuat. Terlebih, keluarga yang tewas membusuk di rumahnya itu juga menutup diri dari tetangga.

"Masalahnya adalah memutus jaringan komunikasi ini adalah hal yang terencana atau karena yang bersangkutan ini memiliki kecurigaan," ujar Adrianus menambahkan.

Baca juga: Keluarga yang Tewas di Kalideres Diduga Memutus Naluri Bertahan Hidup, Seperti Orang Mogok Makan

Mirip Kejadian di India pada 2018

Adrianus pun menarik kematian sekeluarga itu dengan misteri kematian 11 anggota keluarga di dalam satu rumah di Burari, New Delhi, India, yang sempat menggegerkan publik pada 2018.

Dalam peristiwa itu, kata Adrianus, kematian 11 anggota keluarga itu juga diduga kuat atas dasar keinginan bunuh diri yang kuat dengan cara melaparkan diri hingga gantung diri.

"Semuanya menganggap bahwa di luar sana adalah musuhnya. Maka, mereka mengakhiri hidupnya. Itulah yang disebut sebagai delusi," tutur Adrianus.

Situasi tersebut, kata Adrianus, tidak menutup kemungkinan juga menjadi penyebab kematian empat anggota keluarga yang ditemukan membusuk di dalam rumah tersebut.

Baca juga: Tukang Jamu Ungkap Kondisi Terakhir Kali Lihat Anak dari Keluarga yang Tewas di Kalideres, Berubah Kurus dan Pucat

Kendati demikian, kata Adrianus, perlu didalami apakah dorongan bunuh diri itu datang dari dalam diri atau ada pihak lain yang menghasut atau pun memaksa.

"Kalau memang benar tindakan menarik diri itu bagian dari delusi, maka nanti kesimpulannya, jangan-jangan ini bagian dari kesakitjiwaan yang berakhir dengan self destruction dengan cara bunuh diri," kata Adrianus.

(Penulis: Fabian Januarius Kuwado, Tria Sutrisna | Editor: Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com