Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kokohnya Rel Trem Kuno Peninggalan Belanda yang Ditemukan di Lokasi Proyek MRT...

Kompas.com - 17/11/2022, 08:27 WIB
Ellyvon Pranita,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rel trem bekas peninggalan kolonial Belanda ditemukan di lokasi proyek pembangunan mass rapid transit (MRT) Jakarta fase 2A CP 202.

Rel trem tersebut ditemukan di Jalan Pembangunan I, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2022).

Proyek CP 202 merupakan salah satu segmen pekerjaan konstruksi MRT Jakarta fase 2A dengan cakupan pembangunan Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar.

Baca juga: Melihat Rel Trem Peninggalan Zaman Belanda di Proyek MRT, Lapisan Beton Dikupas Manual...

PT MRT Jakarta mengerjakan terowongan bawah tanah dimulai dari Harmoni sampai Mangga Besar dengan panjang keseluruhan 1,8 kilometer (terowongan dan stasiun).

Berikut sejumlah informasi terkait penemuan rel trem kuno peninggalan kolonial Belanda ini.

Sudah ada sebelum di Belanda

Arkeolog dari Universitas Indonesia Charunia Arni Listya menyebutkan, rel trem peninggalan kolonial Belanda di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, jauh lebih dahulu ada daripada di Belanda.

Menurut arkeolog yang akrab disapa Lisa itu, jalur rel trem yang ditemukan baru-baru ini merupakan proyek buatan kolonial Belanda yang bahkan belum dibuat di negaranya pada masa itu.

"Rel trem di Batavia itu jauh lebih dulu ada ketimbang di Belanda itu sendiri," kata Lisa saat dijumpai di lokasi, Rabu (16/11/2022).

Baca juga: Arkeolog: Rel Trem yang Ditemukan di Proyek MRT Tertua di Indonesia, Pertama di Asia

Negara yang telah menggunakan trem sebelum Indonesia saat itu adalah Inggris dan Amerika.

Ia menceritakan, dahulu pembangunan trem di Batavia hanya digunakan sebagai ajang percobaan pemerintah kolonial Belanda.

Setelah dirasa berhasil, barulah Belanda membuat tremnya sendiri di negara mereka.

Tertua di Indonesia

Rel trem yang baru ditemukan ini tidak hanya menarik karena lebih dahulu ada di Indonesia dibandingkan Belanda, tetapi karena ini merupakan yang tertua di Tanah Air.

Transportasi trem di Batavia (Jakarta saat ini) juga merupakan yang pertama di Asia.

“Rel trem ini adalah yang pertama di Asia dan tertua di Indonesia,” ungkap Lisa.

Sudah beroperasi di abad ke-18


Rel trem itu bertama kali beroperasi pada tahun 1869.

Rute yang dilalui trem saat itu adalah Kota Tua sampai Harmoni, Batavia (Jakarta saat ini). Rute tersebut dikenal dengan nama Weltevreden pada saat itu.

“Ide pembangunan rel trem tercetus pada tahun 1860, kemudian izin pembangunan keluar tahun 1866 dan tiga tahun berselang tepatnya tahun 1869, rel trem mulai beroperasi di Batavia,” jelas Lisa.

Diawali sebagai rel trem kuda

Lisa menceritakan, pada awalnya trem yang ada tidak langsung berbentuk kereta dengan lokomotif dan gerbong seperti yang ada saat ini.

Saat itu, pertama kali trem hadir dengan bentuk satu gerbong terbuka dengan panjang berkisar 2-3 meter yang ditarik oleh kuda.

Trem kuda mirip dengan delman, tetapi ada gerbong dan jalur rel kereta untuk membuat roda-roda gerbong yang ada bergerak saat ditarik oleh kuda.

Baca juga: Rel Trem Kuno Peninggalan Belanda di Proyek MRT Dibangun pada Abad 18

Lambat laun, dengan berbagai persoalan dan pertimbangan, serta perkembangan teknologi, akhirnya trem berubah menjadi gerbong-gerbong yang ditarik dengan kepala kereta api atau lokomotif.

Semua perkembangan trem itu dilakukan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia.

Mereka berusaha memastikan bahwa proyek yang mereka buat bisa berhasil dengan baik digunakan, barulah dikembangkan di negaranya.

Bantalan terbuat dari kayu jati

Meskipun sudah berusia lebih dari seabad, bantalan rel trem peninggalan Belanda yang terbuat dari kayu itu masih tetap kokoh.

Lisa mengatakan, bantalan rel trem itu masih tetap utuh karena terbuat dari kayu jati.

“Iya ini (kayu) jati, kan keras makanya dia masih kokoh sampai sekarang,” kata dia.

Baca juga: Semoga Rel Trem Kuno Itu Bisa Dipasang di Kota Tua untuk Wisata

Jati merupakan salah jenis kayu yang terkenal paling kuat untuk dijadikan bahan bangunan, perabotan, dan lain sebagainya.

Selain itu, pohon jati juga paling banyak dijumpai di Indonesia sejak dahulu kala.

“Kemungkinan sih dari sini (Jati dari Indonesia)," ujar Lisa.

Bantalan rel trem dari kayu jati itu masih kuat dan utuh di susunan strukturnya. Tidak terlihat adanya bagian yang lapuk karena rayap.

Akan disimpan di Pool PPD Jelambar

Rel trem kuno ini direncanakan akan dipindahkan atau disimpan sementara di Pool Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) di daerah Jelambar, Jakarta Barat.

Pool PPD di Jelambar dipilih karena rel trem bekas peninggalan Belanda ditemukan di lokasi yang merupakan aset instansi tersebut.

“Berhubung ini adalah asetnya PPD, jadi dia (rel trem bekas koloni Belanda itu) akan disimpan sementara di pool-nya PPD di daerah Jelambar,” ungkap Lisa.

Lisa menjelaskan, proses pemindahan jalur rel trem kuno ke tempat penyimpanan sementara ini akan dilakukan untuk mengamankan peninggalan sejarah itu.

Baca juga: Saat Rel Trem Kuno Peninggalan Belanda Ditemukan di Area Proyek Rel MRT...

Namun, proses pemindahannya tidak bisa dilakukan dengan cepat. Pihak MRT Jakarta bekerja sama dengan tim arkeolog terlebih dahulu akan mengekspose atau membersihkan jalur trem kuno itu dengan baik.

Selanjutnya, temuan itu akan didokumentasikan, didata, dan dilakukan berbagai asesmen sesuai dengan kaidah ilmu arkeologi.

Jika semua proses atau asesmen kaidah ilmu arkeologi itu selesai dilakukan, maka jalur rel trem akan dilepas satu per satu komponennya.

“Jadi setelah ini diekspose, didokumentasi, didata, dan lain sebagainya sesuai dengan kaidah ilmu arkeologi, ini kemudian akan dilepas satu per satu komponennya, kemudian di angkat dan dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara,” jelas Lisa.

Warga minta dijadikan obyek wisata

Berkait temuan ini, ada masyarakat yang antusias dan berharap rel trem kuno itu bisa dilestarikan dan dipergunakan kembali.

Hal ini yang diungkapkan oleh Helena (47), warga Salemba yang sedang melintasi jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Gajah Mada, dekat lokasi penemuan rel trem kuno itu, Rabu.

"Menurut saya ya tetap dilestarikan, pindah tempat aja itu dipasang lagi gitu kan," kata Helena.

Baca juga: Rel Trem Kuno Peninggalan Belanda di Proyek MRT Akan Disimpan di Pool PPD Jelambar

Helena berharap rel trem kuno itu bisa diperbaiki dan dipindahkan ke pusat wisata Kota Tua.

"Semoga bisa dipasang lagi (rel trem kuno itu) di Kota situ tuh yang dekat Bank Indonesia situ kan kota wisata Kota Tua, pindahin aja ke situ, kita jadi bisa jalan-jalan miniatur (rel trem) kota zaman dulu, gitu aja," ujar Helena.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com