"Kegiatannya enggak ada, pengangguran. Ke sini cuma main saja. Paling saya nyari kerja, kalau buat usaha lagi belum berani," ucap Rizki.
Ada tiga kios yang masih bertahan di area lantai dasar Mal Blok M. Ketiganya memiliki pangsa pasar yang berbeda dengan produk yang sama, yaitu pakaian.
Satu di antaranya, yang terletak di sebelah kiri pintu masuk mal, merupakan kios pakaian pria dan wanita. Kios ini menawarkan aneka ragam celana hingga baju panjang dan pendek.
Kemudian, ada dua toko lainnya di sebelah kanan pintu masuk juga menjual aneka pakaian. Salah satunya menjual pakaian untuk ibu dan anak dengan harga mulai dari Rp 35.000.
Sedangkan toko yang berada tepat di depannya menjual baju impor murah. Rentang harganya berkisar dari Rp 15.000 hingga Rp 100.000. Toko inilah yang masih ramai dikunjungi pembeli.
Pantauan Kompas.com pada Rabu, toko tersebut selalu kedatangan pembeli tanpa habisnya.
Satu pembeli bisa menghabiskan waktu beberapa menit, atau bahkan dua jam sendiri untuk memilih-milih pakaian di sini.
Seorang karyawan bernama Suli (40) mengatakan bahwa toko itu sudah menjajakan pakaian di sana sejak 2019.
Toko tersebut sempat terdampak di awal pandemi Covid-19 lantaran kebijakan penutupan serentak mal di Jabodetabek pada masa pemberlakuan pembatasan skala berskala besar (PSBB).
Namun, menurut Suli, tidak terjadi perubahan omzet yang signifikan akibat pandemi.
"Sekarang lumayan masih ramai, bisa Rp 4 juta-Rp 7 juta kalau weekend. Karyawannya juga ada empat," ujar Suli saat ditemui di Mal Blok M, Rabu.
Ia menduga, toko tempatnya bekerja tetap ramai pembeli lantaran menawarkan berbagai macam pakaian dengan harga cukup murah.
Selain itu, saat ini hanya ada tiga kios yang bertahan di sana sehingga tidak begitu banyak persaingan yang terjadi dengan toko lainnya.
"Perbedaannya pas pandemi sempat tutup seluruh mal pas PSBB. Tapi, alhamdulillah ramai, ada aja yang ke sini," jelasnya.
Posisinya yang tepat berada di bawah Halte Transjakarta Blok M membuat pengguna bus melewati toko tersebut.
"Orang yang naik turun busway, yang kerja di sini juga banyak, sekitar Blok M kebanyakan langganan karena sudah pada kenal," kata Suli.
Sebelumnya, kata dia, pada Oktober 2022 toko sepatu depan kiosnya juga terpaksa tutup. Sama seperti kios lainnya, toko itu tutup lantaran tidak sanggup memperpanjang sewa kontrak kios yang tidak kunjung turun sedangkan omzet anjlok.
Suli berharap ketiga toko yang bertahan ini masih akan terus berada di sana agar pembeli bisa dihadapkan dengan banyak pilihan toko.
Meski tidak ada saingan pembeli, Suli merasa banyaknya kios yang kosong membuat sepanjang lorong lantai dasar menjadi terlihat sepi.
Ia pun membandingkan suasana saat Mal Blok M masih berjaya dulu sebelum pandemi Covid-19 datang melanda.
"Perbedaannya lebih ramai yang dulu, toko juga banyak yang buka, sampai berdesak-desakan itu sebelum pandemi. Orang yang ke sini juga pada heran katanya udah beda banget sama yang dulu," jelas Suli.
Karena itu, Suli bersyukur kios tempat dia bekerja masih ramai peminat. Dengan demikian, ia masih memiliki pekerjaan dan penghasilan bulanan.