BEKASI, KOMPAS.com - Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes (Pol) Hengki mengimbau seluruh orangtua yang anaknya menjadi korban pencabulan gurunya di salah satu SD negeri di Kota Bekasi agar segera melapor ke polisi.
Hal itu ia sampaikan mengingat belakangan ini jumlah korban yang mengaku dilecehkan oleh pelaku terus bertambah.
Awalnya, hanya ada dua korban yang mengaku dilecehkan. Namun jumlahnya bertambah hingga menjadi 8 orang usai Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Bekasi melakukan asesmen di sekolah itu.
"Yang anaknya menjadi korban, jangan malu melapor. Akan kami lindungi identitas korban dan anak-anak. Kami juga akan samarkan seluruh identitas, jadi enggak perlu malu," tegas Hengki kepada wartawan, Jumat (18/11/2022).
Baca juga: Guru SD di Bekasi Ternyata Cabuli hingga 8 Murid, Kini Kabur
Hengki menyebut, pelaku yang kabur saat ini sudah teridentifikasi keberadaannya oleh polisi.
Ia memastikan, polisi tak akan berhenti sampai akhirnya menemukan pelaku.
"Kami sedang mengejar pelaku. Kami juga sedang memeriksa saksi-saksi yang ada. Kami sedang kejar," pungkas Hengki.
Adapun terduga pelaku dinyatakan kabur sejak 4 November 2022. Pelaku kabur tak lama saat aksi pelaku terendus polisi.
Salah satu orangtua murid berinisial DI mengaku anak perempuannya menjadi korban pelecehan sejak masih duduk di kelas 3 SD.
"Kebetulan sekarang kelas 4. Anak saya mengaku kepada temannya, kalau dia (dilecehkan) waktu kelas 3 SD," ujar DI.
Baca juga: Memburu Guru SD Si Predator Anak yang Cabuli Sejumlah Siswi di Bekasi...
DI mengaku baru mengetahui peristiwa pelecehan tersebut setelah sang anak ditanya dan didesak oleh kakaknya.
Ketika ditanya, korban sempat menolak berbicara. Namun, setelah ditelusuri oleh DI, korban akhirnya berani berbicara.
"Jadi, begitu dia (korban) ditanya sama kakaknya, baru mengaku pernah dilecehkan. Ternyata begitu ditelusuri, masih banyak (korbannya)," tutur DI.
Orangtua dari siswi lain, yakni SJ, juga mengungkapkan hal serupa.
Anaknya yang masih duduk di kelas 2, dilecehkan pada Kamis (3/11/2022) lalu. Akibat peristiwa tersebut, anak perempuannya pun mengalami trauma berat.
"Semenjak itu, dia (korban) sudah enggak mau sekolah lagi sampai sekarang, kemarin sempat bilang kalau hari Senin mau sekolah, tapi enggak jadi. Sejak kejadian tanggal 3 November itu, enggak mau sekolah lagi," tutur SJ.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.