JAKARTA, KOMPAS.com - Psikolog Anak dari Pion Clinical Astrid menduga, anak komisaris besar (kombes) berinisial RC yang menganiaya temannya, FB, selama ini kurang mendapat perhatian dari sosok orangtuanya.
RC menganiaya temannya FB saat keduanya sedang sama-sama mengikuti bimbingan belajar (bimbel) jasmani untuk calon taruna di area Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta.
Saat keributan itu, RC disebut membawa jabatan ayahnya yang di kepolisian.
Baca juga: Anak Kombes Polisi yang Aniaya Teman Bimbingan Disebut Seret Nama Ayah Tiap Bikin Onar
Astrid menduga, orangtua RC tidak pernah mengenalkan atau memberikan pemahaman terkait seperti apa cara kerja, lingkungan kerja maupun tanggungjawab jabatan yang dimiliki ayahnya selaku perwira menengah polisi itu.
Akibatnya, RC dengan entengnya selalu membawa jabatan ayahnya tiap kali berbuat onar.
“Mungkin sebagai orangtua kadang-kadang sibuk, tidak sempat memperhatikan dan mengasuh anak, jadi mereka tidak melihat baiknya, atau tidak melihat bagaimana pengelolaan power yang dimiliki itu,” ujar Astrid saat dihubungi, Jumat (18/11/2022).
Ketika RC tidak mengetahui tanggungjawab besar atas jabatan ayahnya, atau keliru memahami pangkat yang dimiliki ayahnya itu, maka ia pun cenderung akan menyalahgunakannya.
Jabatan sang ayah yang seharusnya bisa dijadikan contoh baik atau pelajaran untuk bertindak bijak, justru menjadi boomerang yang menyerang diri sendiri.
Baca juga: Permintaan Tolong Ibunda Korban yang Dianiaya Anak Kombes Polisi, Takut Kasus Disepelekan
Jabatan ayah dijadikan tameng untuk berlindung dari berbagai persoalan yang dialaminya.
“Saat (RC) melakukan tindak kekerasan itu, tidak jarang seperti anak-anak lain yang sedang berlindung atas nama orangtuanya yang punya jabatan tersebut,” jelas Astrid.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.