Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunjung TMII Soroti Odong-odong Gratis: Belum Ramah Lansia-Anak, Jumlahnya Sedikit

Kompas.com - 20/11/2022, 17:03 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengunjung menyoroti kendaraan odong-odong yang disediakan pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Diketahui, mobil tersebut sengaja disediakan secara gratis karena kendaraan yang dibawa pengunjung tak boleh berkeliling di area TMII.

Salah satu pengunjung, Saiful (31) menilai, fasilitas itu belum ramah bagi lansia, ibu hamil dan juga anak-anak.

Saiful yang datang ke tempat wisata yang berada di kawasan Jakarta Timur bersama istri dan kedua anaknya itu, merasa kewalahan saat mengantre. Bahkan, ia harus berebut dengan pengunjung lain untuk bisa masuk ke dalam odong-odong.

Baca juga: Pengunjung Dilarang Keliling TMII dengan Kendaraan Pribadi, Pengelola Sediakan Odong-odong Gratis

"Sebenarnya karena masih tahap uji coba, kalau dari flow-nya agak berantakan dengan pengunjung yang membludak masih belum teratur moda odong-odongnya," ujar warga Jakarta Selatan ini saat ditemui di TMII, Minggu.

"Belum ramah buat anak, kayak misalkan akses jalan hanya bisa naik odong-odong, gak ada prioritas buat lansia, anak kecil. Petugasnya juga gak ada, jadinya berebutan," lanjut dia.

Untuk diketahui, setidaknya ada 10 odong-odong yang disediakan oleh pengelola TMII untuk melayani mobilitas pengunjung. Kendaraan berwarna merah itu ditandai dengan nomor yang menunjukkan ke arah mana pergerakan mereka.

Baca juga: TMII Kembali Dibuka, Berikut Jam Bukanya...

Untuk odong-odong nomor 1-5 hanya berkeliling di area elevated parking menuju gedung pengelola TMII. Setelah itu, odong-odong itu akan berbalik lagi menuju ke area elevated parking.

Sementara bagi pengunjung yang hendak berkeliling dari anjungan satu ke anjungan lainnya, bisa mengakses odong-odong nomor 6-10.

Hal lain yang disorot Saiful adalah sistem parkir kendaraan pengunjung yang sedianya terpusat di area elevated parking, tapi justru masih berantakan.

Beberapa pengunjung bahkan masih tampak memarkirkan kendaraannya di pinggir-pinggir jalan atau di luar area parkir.

Baca juga: Cara Pesan Tiket TMII secara Online yang Dibuka Mulai Hari Ini

Kendati demikian, ia memuji perubahan gedung yang telah direvitalisasi yang kini tampak semakin rapi dan bagus.

"Secara look bagus, sudah proper untuk bawa keluarga. Secara fasilitas yang musti ditingkatkan dari transportasi. Ini kan taman bermain banyak yang bawa anak kecil," lanjut Saiful.

Pengunjung lainnya, Rifki (26) yang datang bersama kekasihnya justru menyambut positif perubahan ini.

Ia menilai, penggunaan transportasi khusus dari pihak pengelola nantinya dapat mengurangi emisi dan polusi.

Sebagai informasi, odong-odong yang disediakan pihak pengelola merupakan kendaraan dengan tenaga listrik.

Baca juga: TMII Mulai Uji Coba Buka Terbatas, Ini Panduan dan Cara Beli Tiket

"Seneng sih sudah dibuka lagi, terus banyak pembaruan di sini. Ruang informasi yang kurang sama petugasnya, karena emang baru buka kali," kata Rifki.

"Baru tahu itu juga (dilarang kendaraan pribadi), gak apa-apa, bagus juga lebih ngurangin polusi, juga lebih safety buat yang jalan kaki," lanjut dia.

Rifki berharap, jumlah armada odong-odong yang disediakan bisa diperbanyak ke depannya.

Selain itu, ia meminta agar di setiap halte untuk menunggu odong-odong disiagakan petugas untuk mengatur pengunjung yang naik turun.

"Sudah kelewat lima kali saya nunggu dari tadi, kalau bisa diperbanyak armada odong-odongnya. Karena gak ada petugas yang ngatur juga sih makanya berebutan," kata Rifki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com