JAKARTA, KOMPAS.com - Para korban Asuransi Wanaartha akan menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada Senin (21/11/2022) siang.
"Kurang lebih 250 hingga 300 korban Asuransi Wanaartha akan melakukan demonstrasi hari ini," kata salah satu korban bernama Christian dalam keterangannya, Senin.
Christian mengungkapkan, aksi demonstrasi dilakukan untuk menyalurkan aspirasi para korban agar didengar Presiden Joko Widodo.
Sebab, mereka menilai Asuransi Wanaartha telah merugikan puluhan ribu pemegang polis hingga Rp 15 triliun.
"Karena mereka tidak dapat menyelesaikan kewajibannya kepada 29.000 pemegang polis, total nilai kerugian kami mencapai Rp 15 triliun, sehingga Presiden Jokowi harus turun tangan karena kasus ini sangat janggal," ungkap Christian.
Baca juga: Bola Salju Kasus Gagal Bayar Wanaartha Life, Bakal Berakhir Bangkrut dan Pailit?
Ia pun heran, Asuransi Wanaartha yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diduga telah melakukan penggelapan sejak 10 tahun lalu.
"Bagaimana mungkin suatu produk resmi yang diawasi oleh OJK bisa terdapat kejanggalan dugaan penggelapan yang dilakukan sejak tahun 2012," ujar dia.
Dalam aksi demonstrasi hari ini, para korban menuntut para pemegang saham pengendali Asuransi Wanaartha segera ditangkap.
"Kami ingin pemegang saham pengendali yang bernama Manfred, Eveline, Reza Pieteruschka, yang dalam status DPO (daftar pencarian orang) bisa dipulangkan ke Indonesia untuk bisa dilaksanakan pengadilan pidana," kata Christian.
Baca juga: Aset WanaArtha Life Terkait Jiwasraya Rp 2,4 Triliun Milik Benny Tjokrosaputro Dirampas Negara
Mereka juga meminta Presiden Jokowi mendorong pengembalian dana nasabah Wanaartha yang mencapai Rp 15 triliun.
"Kami sebagai masyarakat dan konsumen Indonesia memohon Presiden memberikan perlindungan dan menindak tegas para pelaku usaha jasa keuangan di dalam pengawasan industri keuangan non-bank (IKNB) dan oknum OJK yang diduga telah merampok uang masyarakat secara korporasi, terstruktur, sistematis, dan masif," pungkas Christian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.