JAKARTA, KOMPAS.com - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menyebutkan bahwa warga baru bisa menghuni Kampung Susun Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, mulai Maret 2023.
Hal itu disampaikan saat warga menuntut untuk bisa segera menempati hunian yang berlokasi di samping Jakarta International Stadium (JIS) itu.
Warga menagih janji PT Jakpro yang menyatakan akan memberikan kunci unit pada 20 November 2022.
Community Development Specialist PT Jakpro Hifdzi Mujtahid mengungkapkan, pihaknya telah mengupayakan agar warga bisa segera pindah ke Kampung Susun Bayam.
Namun, dia berdalih, masih ada sejumlah hal yang perlu dikoordinasikan dengan berbagai pihak sebelum warga menempati kampung susun tersebut.
"Setelah kami berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, ternyata cukup sulit dan ada step yang kami terlewat," ungkap Hifdzi saat ditemui Kompas.com di Kampung Susun Bayam, Senin (21/11/2022).
"Estimasi awal Maret (2023) itu kami menghitung pararel, Jakpro akan membuat kebijakan sendiri," lanjut dia.
Baca juga: Kami Minta Hak untuk Tempati Kampung Susun Bayam, Selama Ini Hanya Terima Janji Manis...
Hifdzi juga menyinggung, tuntutan yang disampaikan warga hari ini sebelumnya telah disampaikan dalam pertemuan bersama Jakpro pada Jumat (18/11/2022) lalu.
Kala itu, ia mengaku sudah menyampaikan bahwa masuknya warga ke Kampung Susun Bayam harus melalui berbagai proses.
Pasalnya, ada beberapa tahapan administrasi yang harus diselesaikan Jakpro dengan Pemprov DKI Jakarta, salah satunya soal tarif sewa yang hingga kini belum jelas nominalnya.
"Agar ini bisa mengakomodir kemampuan warga, kami koordinasi sama Pemprov juga," tutur Hifdzi.
Baca juga: Warga Terbebani jika Terus Mengontrak Rumah, Tolong Berikan Kunci Kampung Susun Bayam
Diberitakan sebelumnya, puluhan warga korban penggusuran proyek JIS tersebut mendatangi Kampung Susun Bayam sejak pukul 11.00 WIB.
Sembari membawa poster berisi protes, warga berkumpul di depan gerbang Kampung Susun Bayam.
"Kami warga Kampung Susun Bayam meminta hak untuk segera menempati hunian Kampung Susun Bayam karena kami selama ini hanya menerima janji-janji manis," demikian tulisan dalam salah satu poster yang dibawa warga.
Massa yang didominasi ibu-ibu bertahan di depan gerbang besi Kampung Susun Bayam.