JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Hengki Haryadi mengakui bahwa salah satu kesulitan dalam mengungkap kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres yakni tempat kejadian perkara (TKP) yang telah rusak.
Kerusakan TKP terjadi ketika warga ramai-ramai mendobrak rumah dan menemukan satu keluarga itu meninggal dunia. Kemudian, demi meminimalisasi bau busuk, warga menabur bubuk kopi pada empat jasad tersebut.
"TKP menjadi kurang steril. Mengapa? Karena warga yang niatnya mau membantu, langsung disiram kopi. Ini mengganggu proses penyidikan kami," ujar Hengki dalam konferensi pers di kantornya, Senin (21/11/2022).
Baca juga: Polisi Tak Temukan Jejak DNA Orang Lain di Rumah Sekeluarga yang Tewas Kalideres
Hengki mengatakan, dalam kasus ini, kedokteran forensik sangatlah berperan penting dalam mengungkap kasus. Sementara itu, salah satu objek utama di dalam kerja kedokteran forensik adalah empat jasad tersebut.
Kerja kedokteran forensik otomatis akan terhambat karena keempat jasad yang ditemukan dalam kondisi terkontaminasi bubuk kopi.
"Karena (dengan keberadaan bubuk kopi pada jasad), muncul kaitan-kaitan (kemungkinan motif) yang lain. Nah inilah yang membuat agak kacau kedokteran forensik melihatnya," ujar Hengki.
Baca juga: Polisi Temukan 2 Ponsel Berisi Pesan-pesan Negatif Milik Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Penyidik sendiri belum dapat menyimpulkan apa motif serta penyebab dari tewasnya satu keluarga ini. Tapi penyelidikan sudah selangkah lebih maju. Sebab, waktu kematian salah satu korban sudah diketahui.
Hengki menyebut, Margaretha Gunawan (68) adalah korban yang tewas pertama kali, yakni sekitar bulan Mei 2022 alias sekitar tujuh bulan sebelum ditemukan meninggal dunia.
Hal tersebut didasarkan pencocokkan antara hasil otopsi jasad dengan keterangan saksi kunci, yakni pegawai koperasi yang hendak membantu menjual rumah tersebut.
Baca juga: Saksi Sebut Dian Ngotot Ibunya Masih Hidup, padahal Sudah Terbujur Kaku dan Berbau Busuk
Ketika saksi kunci itu menyambangi rumah itu untuk memeriksa surat sertifikat rumah, ia melihat Margaretha sudah dalam posisi terbujur kaku dan berbau busuk di dalam salah satu kamar.
"Begitu dilihat langsung teriak takbir Allahuakbar, ini sudah mayat. Itu Tanggal 13 Mei 2022. Kemudian langsung keluar yang bersangkutan didampingi lagi. Setelah melanjutkan proses gadai pinjam uang sejanak, langsung mengajak dua saksi yang lain segera keluar," pungkas Hengki.
Salah seorang anggota keluarga lainnya bernama Budiyanto kemudian meminta saksi untuk tidak melapor ke polisi maupun RT terkait dengan apa yang baru saja dilihatnya itu.
Diberitakan sebelumnya, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, 10 November 2022.
Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang merasa terganggu dengan bau tak sedap di dekat rumah tersebut.
Keempat jasad itu, yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang.
Kemudian, istri Rudyanto bernama Margaretha Gunawan (68) ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur. Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.
Terakhir, ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi telentang di sofa ruang tamu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.