Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Bersama Mayat hingga Jual Aset Bukan Miliknya, Ini Kejanggalan Tewasnya Keluarga di Kalideres

Kompas.com - 23/11/2022, 06:19 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejanggalan demi kejanggalan dalam kasus tewasnya satu keluarga di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat kembali terungkap.

Kasus yang menyita perhatian masyarakat tersebut hingga kini masih belum terungkap secara tuntas.

Kejanggalan baru yang ditemukan di antaranya ialah keluarga tersebut hidup bersama mayat ibu dari keluarga itu yakni Margaretha Gunawan, yang juga ditemukan membusuk pada 10 November 2022.

Baca juga: Psikolog Forensik: Polisi Tak Gagal meskipun Tak Temukan Penyebab Kematian Keluarga di Kalideres

Kompas.com merangkum sejumlah kejanggalan baru dalam kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres. Berikut paparannya:

Hidup bersama mayat

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Hengki Haryadi menjelaskan, anak dari anggota keluarga, Dian (40), itu ternyata masih memberikan susu dan menyisir rambut ibunya yang sudah jadi mayat.

Hengki mengatakan, keterangan itu berdasarkan keterangan pegawai koperasi simpan pinjam yang sempat berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga tersebut.

Berdasarkan hasil penyelidikan, pegawai itu datang untuk mensurvei rumah karena salah satu penghuni, yakni Budyanto hendak menggadaikan sertifikat tempat tinggal tersebut.

Sesampainya di lokasi, kata Hengki, pegawai koperasi simpan pinjam dan pihak mediator pun mencium bau tidak sedap dan mencurigakan.

Baca juga: Anak Keluarga yang Tewas di Kalideres Berikan Susu pada Mayat Ibunya, Kriminolog: Indikasi Delusi

 

Pada saat itu Hengki menyebut bahwa pegawai koperasi meminta kepada Budyanto Gunawan untuk dipertemukan kepada Margaretha. Sebab, sertifikat tersebut tercatat atas nama Margaretha. Saat itu, Dian berdalih bahwa ibunya sedang tertidur sehingga tidak menyalakan lampu.

Pegawai yang curiga pun diam-diam menyalakan senter dari ponselnya dan mendapati Margaretha sudah menjadi mayat.

Dian mengaku masih memberikan ibunya minum berupa susu. Selain itu, ia juga mengaku masih setia menyisir rambut jenazah ibunya yang mulai rontok.

Saksi yang awalnya hendak melapor ke polisi pun dilarang oleh salah satu dari empat aggota keluarga yang akhirnya ditemukan tewas membusuk pada 10 November. Dia adalah Budyanto, ipar dari Rudyanto Gunawan yang merupakan suami Margaretha.

Keberadaan Rudyanto tidak jelas saat istrinya meninggal

Kejanggalan berikutnya ialah, keberadaan Rudyanto tak diketahui saat pegawai koperasi simpan pinjam mendatangi rumah keluarga tersebut yang hendak digadaikan. Hal itu kembali diutarakan Hengki.

Baca juga: Spekulasi Psikolog Forensik: Kematian Keluarga di Kalideres Ada yang Disengaja

"Tidak terlihat, hanya Dian dan Margaretha dan Budiyanto," ujar Hengki

Menurut Hengki, pegawai koperasi simpan pinjam mendatangi rumah tersebut pada 13 Mei 2022. Saat itu, salah satu penghuni, yakni Budyanto hendak menggadaikan sertifikat rumah. 

Pegawai koperasi tersebut mengaku melihat Dian menangis di dalam kamar bersama ibunya, yakni Margaretha, yang sudah terbujur kaku di kasur.

"Si Dian menangis, dan menganggap bahwa ibunya tetap hidup. Setiap hari dikasih minum susu, dimandikan. Perilaku itu yang sedang kami teliti oleh psikolog forensik," kata Hengki.

Budyanto jual aset yang bukan miliknya

Kejanggalan berikutnya ialah adanya upaya Budyanto menjual aset yang bukan miliknya. Hal itu diketahui dari pengakuan saksi yang merupakan pegawai koperasi simpan pinjam.

Ia mengungkapkan bahwa Budyanto, saudara kandung Margaretha, hendak menjual rumah milik Margaretha.

Baca juga: Karakter Pesan dalam Ponsel Keluarga Tewas di Kalideres: Kata-katanya Rapi, Terlihat Berpendidikan, Ada Bahasa Inggrisnya

Pada 13 Mei 2022, saksi hendak mensurvei rumah di Perumahan Citra Garden 1 itu. Saat hendak mensurvei, pegawai koperasi meminta dipertemukan dengan Margaretha karena sertifikat rumah tersebut atas nama Margaretha.

Namun saat masuk ke kamar, pegawai koperasi itu terkejut karena justru menemukan tubuh Margaretha sudah tebujur kaku lantaran sudah meninggal.

Polisi pun belum menemukan alasan Budyanto menggadaikan sertifikat rumah yang bukan miliknya itu.

Pesan dari ponsel untuk sesama anggota keluarga di rumah

Kejanggalan lainnya ialah polisi menemukan bahwa dua dari keempat anggota keluarga tersebut saling berkirim pesan lewat ponsel. 

Hengki mengungkapkan dalam pesan tersebut banyak mengandung kata-kata tentang emosi dan bersifat negatif. Pesan itu diketik dengan susunan kalimat yang tertata. 

"Kata-katanya sangat rapi, terlihat berpendidikan, ada Bahasa Inggris di sela-sela tulisan tersebut," ujar Hengki.

Saat ini tim forensik masih mendalami temuan pesan dalam ponsel tersebut.

"Jadi belum dapat disimpulkan, lagi di analisis tim ahli dari psikologi forensik," kata Hengki.

Untuk diketahui, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, pada 10 November 2022.

Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang merasa terganggu dengan bau tak sedap di dekat rumah tersebut.

Keempat jasad itu, yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang.

Kemudian, istri Rudyanto bernama Margaretha Gunawan (68) ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur. Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.

Terakhir, ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi terlentang di sofa ruang tamu.

Dijual Polisi menduga mereka meninggal dunia dalam waktu yang berbeda-beda. Namun, waktu kematian satu keluarga yang dikenal sangat tertutup dari lingkungan sekitar itu diperkirakan terjadi lebih dari dua pekan.

Tak ada tanda kekerasan pada jasad mereka. Belum pula ditemukan zat/unsur berbahaya di organ dalam. Hal lain yang menjadi sorotan adalah tidak ditemukan sari-sari makanan di lambung keempat korban tewas tersebut.

Polisi masih menyelidiki penyebab kematian satu keluarga itu. Jasad keempatnya hingga kini masih diperiksa petugas laboratorium forensik di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

(Penulis: Tria Sutisna | Editor: Irfan Maulana, Ambarani Nadia Kemala Monavita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com