JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri menduga adanya kemungkinan abnormalitas psikologis tertentu pada diri Dian (42), salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia di Kalideres, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.
"Kemungkinan diidapnya abnormalitas psikologis tertentu tetap ada," kata Reza saat dikonfirmasi, Rabu (23/11/2022).
Dugaan ini timbul berdasarkan temuan polisi yang menyebut bahwa Dian masih memberikan susu dan menyisir rambut ibunya yang sudah menjadi mayat.
"Dari kacamata umum, memang perilaku sedemikian rupa terkesan abnormal," ujar Reza.
Baca juga: Hidup Bersama Mayat hingga Jual Aset Bukan Miliknya, Ini Kejanggalan Tewasnya Keluarga di Kalideres
Dengan adanya dugaan abnormalitas psikologis tersebut, satu keluarga diduga meninggal secara sengaja, menurut Reza, menjadi masuk akal.
"Salah satu spekulasi bahwa keluarga tersebut secara sengaja mencapai kematian mereka sendiri. Dengan keyakinan (spiritualisme) seperti itu, maka bisa jadi kematian bagi mereka merupakan great life bagi penganutnya," ungkap Reza.
"Andai itu yang diyakini oleh keluarga tersebut, maka masuk akal juga mereka menganggap tidak ada kematian," imbuh dia.
Ia menduga, Dian masih mengurusi jasad sang oranftuanya karena menganggap sang ibu tengah melalui sebuah lintasan spiritual.
Baca juga: Ini Kata Polisi Soal Dugaan Sekte Hari Kiamat di Balik Tewasnya Sekeluarga di Kalideres
"Bagi mereka, anggota keluarga yang kita sebut meninggal itu justru tengah melalui sebuah lintasan spiritual alias perjalanan ke format kehidupan barunya," kata Reza.
Di sisi lain, Reza tetap meyakini bahwa bunuh diri tidak bisa dijadikan sebagai opsi dalam situasi apa pun.
"Saya menganggap bunuh diri tidak boleh dijadikan sebagai opsi dalam situasi apa pun," tegas Reza.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Hengki Haryadi menjelaskan, anak dari anggota keluarga, Dian, masih memberikan susu dan menyisir rambut ibunya yang sudah jadi mayat.
Hengki mengatakan, keterangan itu berdasarkan keterangan pegawai koperasi simpan pinjam yang sempat berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga tersebut.
Berdasarkan hasil penyelidikan, pegawai itu datang untuk mensurvei rumah karena salah satu penghuni, yakni Budiyanto hendak menggadaikan sertifikat tempat tinggal.
Baca juga: Anak dari Keluarga di Kalideres Masih Berikan Susu hingga Sisir Rambut Ibunya yang Sudah Jadi Mayat
Sesampainya di lokasi, kata Hengki, pegawai koperasi simpan pinjam dan pihak mediator pun mencium bau tidak sedap dan mencurigakan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.