Biasanya, kata Usman, masyarakat masuk ke dalam Waduk Brigif tidak melalui pintu utama di Jalan Aselih, melainkan melalui jalur lain di Jalan Raisan.
Jalan itu, kata Usman, tidak dijaga oleh petugas karena lokasinya di perkampungan rumah warga dan tak ada gerbang penutup untuk masuk ke Waduk Brigif.
"Banyak warga masuk pada lewat sana (Jalan Raisan). Itu sebenarnya bukan boleh sih, tapi karena emang di sana itu tidak dijaga petugas dan tidak ada pintu penutup," kata Usman.
Baca juga: Belum Dibuka untuk Umum, Waduk Brigif Tetap Didatangi Warga untuk Olahraga
Kompas.com kemudian menelusuri jalur masuk Waduk Brigif melalui Jalan Raisan. Akses tersebut tidak terlalu besar, hanya bisa dilalui satu mobil dan sepeda motor.
Waduk Brigif bisa ditempuh sekitar 5 menit dari Jalan Raisan menggunakan sepeda motor.
Saat di dalam Waduk Brigif, tampak ada seseorang yang sedang berolahraga. Ia sedang jogging sekitar area belakang waduk yang belum rampung seluruhnya.
Terlihat juga masih ada beberapa pekerja yang sedang mengerjakan fasilitas di dalam Waduk Brigif.
Terlihat juga jaring sebagai pembatas dan tumpukan tanah galian di tepi Waduk Brigif.
Berharap segera dibuka
Usman mempertanyakan kapan Waduk Brigif tersebut dapat dibuka untuk umum. Ia keseharian berada di depan waduk dengan menjajakan pakan ikan kerap melihat warga datang silih berganti untuk dapat berkunjung.
"Banyak yang pada datang melihat, belum di buka. Kalau bukan warga sini kan tidak tahu lewat jalan sana (Jalan Raisan)," kata Usman.
Usman berharap agar Waduk Brigif yang sudah diresmikan lebih dari satu bulan lalu oleh Anies itu segera dibuka untuk masyarakat umum.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.