Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senja Kala Ratu Plaza, Mal Nomor 2 di Jakarta Itu Kini Terlupakan

Kompas.com - 24/11/2022, 09:56 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mal Ratu Plaza merupakan salah satu mal tertua di Jakarta. 

Dibuka tahun 1974, mal ini menjadi pusat perbelanjaan modern kedua yang ada di Jakarta setelah Mal Sarinah.

Namun, seiring tumbuhnya mal-mal baru di ibu kota, Mal Ratu Plaza pun pelan-pelan terlupakan.

Berlokasi di kawasan strategis Jalan Jenderal Sudirman, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mal yang pernah hits pada era 1990-an hingga 2000-an itu kini semakin sepi.

Pada Rabu (23/11/2022), jumlah kios yang tutup alias gulung tikar di mall itu jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan yang masih beroperasi.

Bahkan, suasana di lantai 3 dan 5 mal tampak kosong melompong. Tak ada satu pun toko yang beroperasi.

Baca juga: Menengok Mal Ratu Plaza yang Makin Sepi Pengunjung, Lantai 3 dan 5 Kosong Melompong

Pengunjung mal itu pun sangat sedikit, bahkan bisa dihitung jari. 

Para penjual di sana mengaku masih bertahan lantaran sudah memiliki pelanggan tetap.

Akan tetapi, mereka mengalami kesulitan untuk mencari pelanggan baru karena sepinya pengunjung.

Kosong melompong

Pantauan Kompas.com pada Rabu pukul 10.30 WIB, jumlah pengunjung yang mendatangi mal itu bisa dihitung jari.

Sejumlah tenant masih cukup ramai beroperasi di lantai dasar. Sedikitnya ada sekitar 5 toko elektronik dan 3 restoran yang masih bertahan di lantai dasar.

Beberapa kios lainnya tampak kosong dan ditutupi oleh kertas karton putih dari dalam.

Di lantai dasar, jumlah kios yang tutup hampir seimbang dengan jumlah kios yang masih buka.

Namun, pengunjung yang berlalu lalang jumlahnya sangat sedikit.

Di lantai dua, jumlah kios yang buka semakin sedikit dibandingkan kios yang sudah tutup. Setidaknya ada tiga toko yang masih bertahan di sana.

Kondisi lengang itu semakin terasa saat Kompas.com naik ke lantai tiga. Di sana, tidak terlihat satu pun kios yang masih buka.

Semua toko yang ada di lantai 3 dibalut dengan kertas karton berwarna putih dari dalam kios. Kompas.com pun kemudian melangkah ke lantai berikutnya.

Baca juga: Bertahan Jualan di Mal Ratu Plaza yang Kian Sepi, Pedagang: Sudah Punya Pelanggan

Di lantai 4, kios yang masih buka justru lebih ramai dari kios yang tutup. Setidaknya ada sekitar 20 toko elektronik yang masih bertahan di sana.

Jika dibandingkan dengan lantai di bawahnya, lantai empat masih terlihat hidup dan puluhan pegawai terlihat stand by di depan toko masing-masing.

Suasana itu berbanding terbalik saat Kompas.com menuju ke lantai 5. Terlihat eskalator untuk naik sudah tak terawat.

Bagian sisi kanan dan kiri pegangan tangan eskalator sudah usang dimakan usia.

Selain bolong-bolong, pegangan eskalator itu juga memudar berwarna keputihan.

Di lantai 5, suasana yang sama dengan lantai 3 pun terlihat. Tak satu pun kios yang masih buka, dan tak ada satu pun orang yang terlihat berada di lantai paling atas itu.

Toko bertahan karena sudah punya pelanggan

Seorang karyawan kios ponsel dan aksesori ponsel berinisial E (42) mengatakan, Mal Ratu Plaza mulai sepi sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020.

Dia berujar, semakin lama, makin banyak tenant yang gulung tikar karena tak mampu bayar sewa dan menggaji karyawan.

"Sepi kayak gini sejak pandemi. Sekarang tuh lebih parah lagi, dua bulan belakangan lebih sepi lagi," ujar E, Rabu.

Sementara itu, kios yang dijaga oleh E tetap bertahan lantaran sudah memiliki pelanggan tetap.

"Salah satu alasan bertahan (karena) sudah punya langganan dari Kemendikbud (lokasi kantornya sebelah kanan mal)," kata E.

"Banyak perkantoran juga, orang perkantoran waktu buat moving-nya dikit kan, jadi nyari yang terdekat saja. Sudah tahu juga kali, sudah langganan," lanjut dia.

Baca juga: Curhat Pedagang Soal Sepinya Mal Ratu Plaza, Semakin Terpuruk Saat LotteMart Tutup

Hal senada juga disampaikan penjual lainnya, Eko (29). Penjual laptop tersebut bertahan karena sudah memiliki pelanggan tetap.

Akan tetapi, Eko kesulitan mencari konsumen baru lantaran jumlah pengunjung semakin menurun.

"Ngaruh pasti (pengunjung turun), kami kan jualan nyari pelanggan, penginnya nyari pelanggan baru juga," lanjut dia.

Saran ke pengelola

Suasana di lantai tiga Mal Ratu Plaza yang tidak terdapat satu pun kios yang buka atau bertahan pada Rabu (23/11/2022). Kompas.com/Annisa Ramadani Siregar Suasana di lantai tiga Mal Ratu Plaza yang tidak terdapat satu pun kios yang buka atau bertahan pada Rabu (23/11/2022).

Para penjual berpendapat, seharusnya ada kiat-kiat yang dilakukan pihak pengelola mal untuk menghadapi pasang surutnya Mal Ratu Plaza.

Menurut Eko, yang dapat dilakukan pengelola di antaranya yaitu berupa perbaikan fasilitas dan peningkatan promosi.

"Kalau harapan saya fasilitasnya seperti eskalator diperbaiki lagi, lampu dihidupin lagi, tulisan Ratu Plaza-nya diadain lagi, " kata Eko.

Kemudian, kata Eko, pengelola mal harusnya bisa memanfaatkan media sosial untuk menggencarkan promosi guna membangkitkan lagi gairah jual beli yang semakin lesu.

"Promo atau acara event apa digencarin zaman media sosial harusnya dimanfaatkan. Soalnya banyak toko tutup," lanjut Eko.

Baca juga: Sempat Anjlok Awal Pandemi, Penjual Laptop di Mal Ratu Plaza Laris Manis saat WFH Berlaku

Jika bazar diskon kembali digelar secara besar-besaran dan pelaksanaannya dipromosikan secara gencar di media sosial, Eko yakin itu dapat menarik minat pengunjung untuk datang ke Mal Ratu Plaza.

Sementara itu, E berharap pihak pengelola Mal Ratu Plaza dapat melakukan perbaikan ataupun penambahan fasilitas agar Mal kembali ramai.

"Menurut saya mungkin ditambahin bioskop sama tempat bermain anak. Jadi pas bapaknya lagi beli laptop atau instal apa, anak sama mamanya betah," lanjutnya.

Fasilitas penunjang itu, kata E, sangat penting untuk menambah daya tarik pengunjung.

Seperti halnya Lottemart yang dulu menjadi tujuan utama pengunjung ke Mal Ratu Plaza.

Saat Lottemart masih ada, setiap jam pulang kerja dan weekend Mal tersebut selalu ramai dengan pembeli yang berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Namun setelah Lottemart tutup pada awal 2021 lalu, pengunjung yang datang ke Mal Ratu Plaza tidak sampai 50 orang dalam sehari saat hari kerja.

Jumlah pengunjung akan mencapai atau bahkan melebihi 50 orang hanya di saat weekend.

Kiat penjual untuk tetap bertahan

Saat aturan work from home (WFH) berlaku, toko tempat Eko bekerja kebanjiran pembeli yang membutuhkan laptop untuk bekerja dari rumah.

Namun setelah itu, omzet penjualan laptop di tokonya pun kembali menurun hingga 50 persen.

Meski banyak yang ingin ia sampaikan ke pihak pengelola mal, Eko mengaku tidak ingin menggantungkan terlalu tinggi harapan yang tidak pasti kepada mereka.

Karena itu, Eko akhirnya berusaha untuk lebih memperbaiki kualitas pelayanan toko laptopnya saja.

Bahkan Eko juga mencoba peruntungan baru dengan merambah ke platform digital atau marketplace.

Baca juga: Kala Toko Laptop di Mal Ratu Plaza Rambah Marketplace agar Tak Gulung Tikar

Eko menyiasati penurunan omzet penjualan di toko tempatnya bekerja dengan cara berjualan secara online.

Namun, menurut dia, berjualan di marketplace tidak mudah lantaran bersaing dengan banyak toko online.

"Pertama, jualan online. Sudah (berjalan) dua bulan. Itu pun yang beli baru aksesori, belum laptop. Soalnya di online persaingan harga lebih parah," kata Eko.

Selain itu, Eko menilai pelayanan penjualan offline atau tatap muka jauh lebih mudah dibandingkan pelayanan secara online.

Sebab, barang yang dibeli langsung bisa dicek sebelum pelanggan melakukan pembayaran.

Sedangkan jika secara online, pembeli harus siap menerima segala risiko yang timbul setelah barang belanjaan dikirimkan ke rumah.

"Risiko kalau belanja online ya pusingnya itu beli laptop butuh buat desain, tapi ternyata buat office. Kalau beli offline kan bisa konsultasi dulu, soalnya beberapa costumer kadang begitu," ujar Eko.

Baca juga: Mal Kian Sepi, Penjual di Ratu Plaza Sarankan Pengelola Perbaiki Fasilitas dan Gencarkan Promosi

Cara lainnya yang biasa Eko lakukan saat tokonya sepi pengunjung, yakni membangun komunikasi kembali dengan pelanggan lama.

"Edukasi costumer (lama) ini beli online dan offline lebih murah online. Tapi enggak tahu specs (spesifikasi) sesuai kebutuhan, ditambah lagi offline ini enaknya kami bisa garansi 7 hari ganti dengan yang baru, ada suatu promo tambahan, dijelasin," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com