DEPOK, KOMPAS.com - Proyek revitalisasi trotoar, saluran air, dan separator di Jalan Raya Kartini, Pancoran Mas, Depok, menambah kemacetan di jalanan tersebut.
Pengamatan Kompas.com, Kamis (24/11/2022) sore, atau bertepatan dengan jam pulang kerja, kemacetan lalu lintas mulai terjadi di pangkal Jalan Raya Kartini arah Citayam, tepatnya setelah lampu merah Siliwangi, dekat Perumahan Puri Permata Asri.
Selain tingginya volume kendaraan bermotor di jalan itu, kemacetan juga diperparah oleh material pembangunan trotoar, saluran air, dan separator yang berserakan.
Baca juga: Sejumlah Mobil Milik Pengusaha Showroom Terparkir di Trotoar Margonda yang Sedang Direvitalisasi
Pada sisi trotoar dan saluran air, tampak tidak ada pembatas antara proyek pengerjaan dengan aspal, sehingga puing-puing dan tanah berserakan hingga ke badan jalan.
Bahkan, ada beberapa ruas yang dimanfaatkan untuk meletakkan beton membuat jalanan semakin sempit.
Kondisi serupa juga terjadi pada sisi separator atau pembatas jalan. Batu berukuran besar dibiarkan menjorok ke aspal tanpa ada penghalang sama sekali.
Baca juga: Separator Jalan Margonda Dibongkar, Jalur Sepeda Motor dan Angkot Tak Lagi Dibatasi
Kondisi itu bisa membahayakan pengendara yang melintas karena rawan menabrak batu.
Namun, khusus pada bagian separator, ada ruas yang sudah rampung. Sementara itu, sisi trotoar belum rampung seluruhnya.
Kemacetan juga diperparah karena adanya alat berat jenis beko yang diparkir di bahu jalan di depan ruko Permata Finance.
Kondisi ini semakin mempersempit lebar jalan yang sebelumnya sudah "dimakan" material sisa bangunan.
Baca juga: Satpol PP Tegur Pemilik Showroom yang Parkirkan Mobil Jualannya di Trotoar Margonda
Akibat ceceran material di ruas jalan tersebut, kendaraan bermotor yang melintas di sana hanya dapat melaju dengan kecepatan 5 hingga 10 kilometer per jam saja.
Salah seorang pengendara ojek online bernama Daris mengatakan, sebenarnya jalan tersebut memang langganan macet pada jam berangkat dan pulang kerja.
Namun, dampak pengerjaan yang terkesan terburu-buru lantaran tak mengenal jam sibuk itu membuat kemacetan bertambah parah.
"Macet di sini biasa. Ini tambah parah karena ada proyek galian (saluran air dan proyek revitalisasi trotoar). Kalau pengerjaannya kenal waktu, mungkin bisa terurai kemacetannya," ujar Daris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.