JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta Mualim Wijoyo berpandangan, sejumlah mal yang sepi tak melulu disebabkan pengelola yang bermasalah.
"Belum tentu yang bermasalah malnya. Bisa juga vendor atau pedagang yang memang mengalami rasionalisasi bisnisnya," tutur Mualim kepada Kompas.com, dikutip pada Jumat (25/11/2022).
Menurut Mualim, bisa saja pedagang, penyewa, ataupun vendor yang ada di dalamnya ingin mengubah konsep pada bisnisnya. Bisa jadi, kata Mualim, banyak tenant yang beralih bisnis daring.
"Kan sekarang banyak yang konsepnya hybrid bisa online (daring) maupun offline (luring)," tutur Mualim.
Seperti diketahui, nasib sejumlah mal di Ibu Kota nyaris tumbang. Pengunjung semakin jarang datang dan pedagang pun satu per satu menghilang.
Salah satunya adalah Mal Blok M yang terletak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Mal yang berjaya pada era 1990-an sampai 2000-an itu tak lagi menjadi pilihan masyarakat.
Mal Ratu Plaza juga pelan-pelan terlupakan seiring tumbuhnya mal-mal baru di Ibu Kota. Padahal, mal ini merupakan salah satu mal tertua di Jakarta setelah Mal Sarinah.
Mualim pun tak menampik banyak pusat belanja yang anjlok akibat pandemi Covid-19. Namun, kata dia, kondisi itu perlahan membaik.
"Berkenaan dengan okupansi dan perkembangan mal di DKI pada umumnya mengalami peningkatan baik pengunjung maupun toko atau tenant buka dari masa pandemi," tutur Mualim.
Baca juga: Nasib Mal Blok M dan Ratu Plaza Jakarta yang Semakin Ditinggalkan Pengunjung..
Namun, kata dia, pengunjung secara signifikan telah naik menjadi rata-rata 80 persen dari masa pandemi seiring dengan mulai menggeliatnya perekonomian pasca-pandemi.
Kendati demikian, Mualim belum bisa memastikan penyebab kondisi Blok M dan Ratu Plaza yang semakin ditinggalkan pengunjung. "Untuk dua mal tersebut, kebetulan bukan anggota APPBI DKI," kata dia menambahkan.
Beberapa waktu lalu, sempat menyambangi Blok M. Satu per satu pedagang mundur dan menutup usahanya, hanya tiga kios yang masih bertahan di sana.
Adapun jumlah kios yang tutup alias gulung tikar di Ratu Plaza saat ini jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan yang masih beroperasi.
Bahkan, suasana di lantai 3 dan 5 mal tampak kosong melompong. Tak ada satu pun toko yang beroperasi.
(Penulis : Annisa Ramadani Siregar | Editor : Jessi Carina, Ihsanuddin)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.