JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah bank swasta mengaku mengalami kerugian Rp 400 juta selama 6 bulan terakhir.
Usut punya usut, 3 komplotan pencuri asal Lampung telah mencongkel mesin ATM bank tersebut di sejumlah wilayah di Jabodetabek hingga Bandung dan Cirebon.
Kasatreksrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Haris Kurniawan mengatakan, tiga komplotan itu tidak saling mengenal, namun mereka sama-sama berasal dari Lampung dan memiliki modus pencurian yang sama.
"Sasaran tempatnya bukan di Jakarta saja, kelompok pertama yang terdiri dari pelaku BR, AH, dan FD, melancarkan aksinya pada mesin ATM di Cirebon, Bandung, Pamulang, dan Serpong," sebut Haris di Mapolres Jakarta Barat, Kamis (24/11/2022).
Baca juga: Polres Jakbar Tangkap 3 Kelompok Pencuri Uang di Mesin ATM
Kelompok kedua terdiri dari pelaku berinisial ANT, AS, DU, VRM, dan HS. Mereka beraksi di Jagakarsa, Jakarta Selatan; Jatiwaringin, Jakarta Timur; Bogor; Cirebon; dan Purwakarta.
"Sedangkan kelompok ketiga berisi MA, AG, dan AH beraksi di Cibitung, Bekasi, Bogor, Sawangan, Depok, dan Purwakarta," imbuh dia.
Setelah 11 orang itu ditangkap, kemudian diketahui bahwa AMT, DU, dan KS adalah residivis pencurian uang serupa.
Lantaran modusnya serupa, polisi tengah mendalami dari mana para pelaku mempelajari modus kejahatan tersebut
Baca juga: Polisi Ringkus 3 Komplotan Pencuri Uang ATM dengan Modus Congkel Exit Shutter
Mesin dicongkel, nominal saldo tetap
Modus operandi mereka adalah dengan cara memasukkan kartu ATM, kemudian melakukan transaksi tunai.
Saat uang keluar, pelaku mencongkel exit shutter mesin tersebut.
Akibatnya, uang tunai tetap keluar, namun saldo rekening pelaku dalam jumlah nominal yang tetap.
"Sehingga mesin tersebut gagal membaca transaksi. Jadi seolah-olah, tidak terjadi pemotongan saldo rekening mereka," ungkap Haris.
Baca juga: 3 Komplotan Spesialis Congkel Mesin ATM Raup Rp 400 Juta dalam 6 Bulan
Para pelaku menyasar mesin ATM keluaran lama milik bank swasta tersebut.
"Mereka menyasar ATM di luar bank, seperti di minimarket, pasar, pokoknya yang tempat sepi," kata Haris.