Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pamitan untuk Berjemur, Kuli Bangunan di Pamulang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Kompas.com - 25/11/2022, 20:23 WIB
M Chaerul Halim,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Seorang kuli bangunan berinisial S (53) ditemukan meninggal dunia di proyek bangunan rumah kawasan Pamulang Timur, Pamulang, Tangerang Selatan, Jumat (25/11/2022) siang.

Kapolsek Pamulang Kompol Ade Candra mengatakan, S meninggal setelah menggantung diri dengan seutas tambang di pintu kamar mandi sekitar pukul 11.00 WIB.

Peristiwa ini bermula setelah S berpamitan kepada anaknya IRD (16) untuk berjemur di luar rumah, sekitar pukul 10.20 WIB.

Namun, korban justru menghampiri rekanan sesama kuli bangunan berinisial S (57) yang sedang membangun rumah di dekat kediamannya.

Baca juga: Kriminolog: Ada Kemungkinan Satu Keluarga Tewas Misterius di Kalideres Punya Hasrat Bunuh Diri

"Almarhum menemui saksi yang sedang membangun rumah di TKP, dan menanyakan ada tali jemuran enggak? Dijawab saksi, 'Ada di kamar/ruang sebelah'. Saksi (kemudian) melanjutkan pekerjaannya," kata Ade dalam keterangannya, Jumat.

Setelah mengambil tali di salah satu ruangan, keberadaan korban kemudian tak diketahui lagi oleh rekan sesama kuli bangunan.

Tak lama berselang, saksi berinsial DR (21) terkejut ketika hendak ke kamar mandi. Sebab, ia melihat korban telah tergantung di pintu.

"(Saat) saksi mau ke kamar mandi melihat almarhum tergantung di pintu kamar mandi mengunakan tali tambang plastik," ujar dia.

Baca juga: Aksi Polisi Selamatkan Lansia yang Mau Bunuh Diri, Sergap Pelaku lalu Ambil Cutter dari Tangannya

Polisi kemudian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara setelah mendapatkan laporan dari teman korban.

"Anggota Reskrim melakukan olah TKP dan memeriksa badan Almarhum terlihat tidak ditemukan tanda penganiayaan," ujar Ade.

Berdasarkan keterangan keluarga diketahui bahwa korban telah lama mengidap penyakit asam lambung akut.

Berdasar keterangan itu, polisi menduga penyebab utama korban mengakhiri hidupnya karena sudah tak kuat menahan nyeri pada lambungnya.

"Almarhum selalu mengeluh ke keluarga dan teman satu kerjanya (tukang) tidak kuat lagi dengan sakit yang diderita," imbuh Ade.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com