Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Jasa "Sleep Call", Cocok untuk Curhat sampai "Pacaran Online"

Kompas.com - 26/11/2022, 13:48 WIB
Retno Ayuningrum ,
Nursita Sari

Tim Redaksi

Selain itu, ada juga klien yang menggunakan jasa Sleep Call-mu untuk membagikan beban pikirannya.

Setelah itu, tak jarang ada pelanggan yang kembali menggunakan jasa tersebut karena merasa senang berbagi keluh kesah dengan talent dan mendapat saran dari si talent.

"(Ada klien) yang awalnya kayak bukan ada di keluarga baik-baik, terus dia kayak terasingkan, enggak ada semangat hidup. Terus datang lagi ke sini, cerita ke talent-nya, 'Saya udah ngejalanin hidup dengan baik. Saya udah punya alasan hidup lagi,'" ujar Fahrija.

"Sekarang ordernya buat senang-senang," imbuh dia.

Baca juga: Nasib Mal Blok M dan Ratu Plaza Jakarta yang Semakin Ditinggalkan Pengunjung..

Menurut Fahrija, selain berbagi keluh kesah, ada juga pelanggan yang menggunakan jasa Sleep Call-mu untuk melampiaskan kemarahan. Talent pun harus siap menjadi sasaran.

"Kadang ada saja yang misal dia lagi ribut sama cowoknya, enggak mungkin kan dia marah-marah ke cowoknya, akhirnya dia lampiasin ke talent. Kalau ada di posisi itu, ada cara gimana talent menghadapi kliennya," tutur dia.

 

Rekrutmen dan pelatihan talent

Fahrija menjelaskan, calon talent harus mengisi sejumlah data dan menjawab sejumlah pertanyaan untuk menjadi talent. Namun, Fahrija tidak memerinci pertanyaan-pertanyaan tersebut.

"Awalnya itu mengirim data diri, kasih pertanyaan via teks (aplikasi pesan), total ada 40 pertanyaan. Habis itu isi form talent, seperti nomor WhatsApp, Instagram, dan nama samaran," jelas Fahrija.

Akun Instagram yang dicantumkan talent adalah akun alternatif, bukan akun utama talent karena itu merupakan bagian dari privasi. Akun itu bisa digunakan untuk melayani klien.

Talent juga tidak mencantumkan foto profil pada akun media sosial yang digunakan untuk berhubungan dengan klien.

Baca juga: Melihat Lebih Dekat Taman literasi Martha Christina Tiahahu, Ini Cara Berkunjung hingga Lokasi Parkirnya...

Setelah menjadi talent, kata Fahrija, talent tersebut tidak langsung melayani pelanggan. Namun, mereka diuji terlebih dengan orderan palsu.

"Biasanya, di awal-awal dia nge-job, dua minggu awal, kami kasih fake order, klien bohongan. Kadang kalau sudah jalan 1-2 bulan juga kami kasih fake order buat memantau. Fake order tetap dihitung job dia (talent tetap dapat bayaran)," jelas Fahrija.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Jasa sleep call • Curhat • Chatting (@sleepcallmu_)

Layani banyak pelanggan

Meski bisnis Fahrija bisa dibilang masih seumur jagung sejak dimulai awal Juli 2022, akun Instagram @sleepcallmu_ sudah memiliki lebih dari 7.500 pengikut.

Dalam tiga bulan pertama sejak dirintis, bisnis Fahrija sudah melayani sekitar 1.700 transaksi.

"Selama tiga bulan itu ada 1.700 transaksi totalnya. Kemudian, total ada 500 orang yang kasih kami testimoni tanpa kami minta. Kami kan enggak pernah minta klien kasih testimoni habis order," kata Fahrija.

***

Artikel ini merupakan bagian dari liputan khusus "Berbagi Kisah lewat Jasa Sleep Call". Anda bisa membaca artikel-artikel lainnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com