Tak butuh waktu lama bagi Natasha untuk mendaftarkan diri sebagai talent.
"Aku waktu itu langsung (mengirim) direct message ke adminnya, tanya ‘Kak, cara jadi talent bagaimana’,” sambung dia.
Selayaknya melamar pekerjaan, Natasha mengaku mengirimkan CV ke penyedia layanan sleep call itu.
Setelah mengirimkan lamaran, ia menjalani proses wawancara dengan penyedia layanan tersebut.
Natasha kemudian diterima menjadi salah satu talent di layanan @sleepcallmu_.
Ia mengaku proses seleksi ini dilakukan secara ketat dan tidak sembarangan, meski perekrutan itu dilakukan dalam waktu yang tergolong singkat.
"Ada administrasinya, ada interview-nya juga. Pokoknya benar-benar selektif dan enggak asal-asalan,” lanjut dia.
Natasha enggan membeberkan penghasilannya selama menjadi talent layanan sleep call.
Namun, pendiri layanan @sleepcallmu_ sebelumnya menyatakan bahwa tarif pengguna layanan sleep call itu beragam, mulai dari Rp 5000-350.000, tergantung layanan dan durasi yang dipilih.
Natasha mengaku akan menabung uang yang ia dapat untuk menempuh kuliah S2 di jurusan psikologi.
Hal itu untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang staf pengembangan sumber daya manusia (human resource development/HRD).
Untuk melanjutkan kuliahnya, Natasha yang kini kuliah jurusan S1 Manajemen mengakui bahwa dia perlu uang yang tak sedikit.
“Aku pengin bersaing sama anak psikologi, anak manajemen, aku bisa nembus posisi HRD dengan skill, dengan pengalaman. Suatu saat, aku bisa dapat knowledge-nya kalau sudah S2. Jadi, goals-nya memang kayak gitu,” tutur Natasha.
Sesuai Paket
Natasha mengungkapkan, sebagai talent, ia harus bekerja sesuai dengan paket yang diminta pelanggan.