Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Holmes dan Alat Beratnya di Antara Tumpukan Sampah Pintu Air Manggarai

Kompas.com - 27/11/2022, 07:00 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Holmes Simatupang (32), tampak duduk di ruangan kecil samping mushola di dekat Pintu Air Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Jumat (25/11/2022) pagi.

Holmes duduk di ujung bangku panjang sambil mengisap sebatang rokok yang dijepit di jari lengan kanannya.

Holmes sedang beristirahat sejenak sebelum melanjutkan mengangkut tumpukan sampah yang ada di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan.

Ia merupakan satu di antara lima operator alat berat pengangkut sampah. 

"Tidak ada waktunya buat mengangkut sampah. Asal kita lihat sampah menumpuk, kami angkat," ujar Holmes saat berbincang dengan Kompas.com.

Baca juga: Melihat Pintu Air Manggarai yang Banyak Tumpukan Stereofoam Kemasan Mi Ayam dan Bubur

Holmes mengoperasikan ekskavator untuk mengangkut sampah yang menumpuk.

Ekskavator yang ia operasikan paling besar dibandingkan dua ekskavator lain yang dioperasikan rekan-rekannya.

Sudah empat tahun bekerja sebagai petugas Pintu Air Manggarai membuat ia tak kesulitan dalam mengoperasikan alat berat itu.

"Ini (alat berat yang paling besar) kebetulan memang pegangan saya. Ada (lisensi) dan pengalaman. Saya sebelum di sini ada tiga tahun di Palembang," kata Holmes.

Alat berat yang biasa dioperasikan Holmes itu bisa mengangkat satu kubik sampah sekaligus, untuk nantinya dipindahkan ke truk.

Sampah yang dapat diangkut itu terdiri dari berbagai jenis, mulai dari sampah rumah tangga, kayu, hingga batang pohon sekali pun.

Baca juga: Sampah di Pintu Air Manggarai Kerap Menumpuk Saat Hujan Deras

Pengoperasian dari tiga alat berat biasanya melihat tumpukan sampah yang berada di Pintu Air Manggarai. Apabila sampah menumpuk, biasanya semua alat berat digunakan.

"Tapi kalau kiranya tidak banyak, paling pakai alat yang besar. Kalau banyak semua digunakan untuk angkut," kata Holmes.

Holmes bercerita, selama empat tahun bekerja sebagai operator alat berat, tumpukan sampah di Pintu Air Manggarai biasanya terjadi setelah hujan deras.

"Itu (apabila hujan deras) bukan batang pohon lagi, sampai pohon-pohonnya itu sampai ke sini. Sampai angkat pakai dua alat berat," kata Holmes.

Baca juga: Jenazah Bocah 11 Tahun Ditemukan di Pintu Air Manggarai, Diduga Tenggelam

Meski bersinggungan dengan sampah, tapi pekerjaan Holmes ini sangat penting. Karenanya Ia dan empat operator lain itu bekerja selama 24 jam secara bergantian.

"Bahkan nanti itu biasanya kalau Natal tidak libur, masuk terus. Paling bergantian saja kayak libur itu gantian," kata Holmes.

Kini, Holmes berharap masyarakat tidak buang sampah sembarangan yang dapat memicu penumpukan sampah di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan.

"Kita sih pengennya warga sadar buang sampah sembarangan. Karena tentu selama bekerja pasti ada rasa jengkel orang buang sampah sembarangan," ucap Holmes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com