Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Perlu Diketahui dari Kampanye Cinta Hewan Peliharaan oleh Komunitas "Dog Lover"

Kompas.com - 28/11/2022, 07:30 WIB
Joy Andre,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan orang yang juga merupakan anggota komunitas Dog Lover, menggelar kampanye cinta anak bulu (anabul) di Taman Semanggi, Jakarta Pusat pada Minggu (27/11/2022) pagi.

Mereka melayangkan protes atas larangan membawa hewan peliharaan ke kawasan car free day (CFD) di Ibu Kota oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Puluhan orang tersebut melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa anabul, baik itu kucing, anjing, atau hewan peliharaan lainnya, adalah sahabat manusia yang keberadaannya tak perlu dilarang saat CFD.

Baca juga: Dog Lovers: Enggak Perlu Takut, Anabul Sahabat Sejati Manusia

Keberadaan anabul yang kerap dianggap mengganggu juga salah dan tidak tepat.

"Kami mau mengampanyekan bahwa masyarakat enggak perlu takut sama anabul atau hewan peliharaan lain. Kami di sini ingin mulai sosialisasi bahwa anabul itu sahabat sejati manusia," ujar Penggagas CFD Dog Lovers Azas Tigor Nainggolan.

Tak merugikan masyarakat

Selama kegiatan kampanye, puluhan anabul yang dibawa pemiliknya, kata Tigor, tak ada yang berulah atau bahkan merugikan masyarakat.

Sebaliknya, kehadiran anabul justru menjadi hiburan bagi warga yang hadir saat CFD.

Tak sedikit warga yang sedang berolahraga tiba-tiba berhenti dan singgah sejenak di Taman Semanggi.

Baca juga: Tersisih dari Car Free Day, Anabul Justru Jadi Artis di Taman Semanggi

Mereka yang singgah pun banyak yang meminta foto dan bertanya tentang seluk beluk anabul yang ikut kegiatan kampanye.

"Pengunjung CFD banyak yang penasaran, banyak yang foto-foto. Ini kan justru jadi potret menarik, edukasi untuk masyarakat, bahwa hewan peliharaan itu sahabat sejati manusia," jelas Tigor.

Jadi sarana edukasi

Selain menjadi hiburan, lanjut Tigor, kehadiran anabul juga dapat menjadi sarana edukasi, baik itu untuk anak-anak maupun orang dewasa.

Bukan tanpa alasan, dengan hadirnya anabul di CFD, maka warga yang selama ini asing dengan jenis-jenis hewan peliharaan, terutama anjing, dapat memahami bahwa anjing bukanlah hewan yang buas.

"Ini kalau kami campaign seperti ini, orang jadi pada datang, entah itu melihat atau memang mau foto-foto," jelas Tigor.

Pemprov harus atur rambu hewan peliharaan

Selain menggelar kampanye untuk cinta anabul, dalam kampanyenya, komunitas Dog Lovers CFD juga mengusulkan kepada Pemprov DKI Jakarta agar segera membuat rambu untuk hewan peliharaan.

Usulan itu berkaitan dengan Dishub DKI Jakarta yang telah menetapkan kawasan khusus bagi aktivitas hewan peliharaan sepanjang pelaksanaan Car Free Day di Jakarta.

Rambu yang menandakan bahwa kawasan itu diperuntukkan bagi hewan peliharaan, dianggap Tigor, sangat penting.

Baca juga: Dog Lovers Dorong Taman Semanggi Diberi Rambu Kawasan Hewan Peliharaan

Selain untuk menginformasikan bahwa kawasan itu khusus hewan peliharaan, rambu juga menjadi panduan bagi pemilik untuk mengatur hewan peliharaannya sendiri.

Dengan begitu, sang pemilik menjadi bisa lebih bertanggung jawab untuk menjaga peliharaannya serta kebersihan area taman.

"Kalau ada rambu, jadi ada kewajiban owner untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan kebersihan. Kalau ada hewan yang buang kotoran misalnya, kami bisa saling ingatkan untuk pungut dan dibuang ke tempat sampah," jelas Tigor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Warga oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com