JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Polres Metro Jakarta Selatan masih menyelidiki kasus penganiayaan yang diduga dilakukan RC (19), anak perwira Polri berpangkat Kombes, kepada rekannya yang berinisial FB (16).
Penganiayaan itu diduga terjadi saat RC dan FB sedang mengikuti bimbingan belajar (bimbel) di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, yang diikuti calon pendaftar taruna Akademi Kepolisian (Akpol).
Namun, sejak kasus dugaan penganiayaan pada Selasa (12/11/2022), polisi hingga kini belum mendapatkan titik terang.
Kepala Seksi (Kasie) Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi berujar, penyidik Polres Metro Jakarta Selatan sejauh ini masih memeriksa saksi-saksi.
"Domain semua ada di penyidik. Mereka punya pekerjaan lain. Kemarin kami undang saksi terus berhalangan besoknya, gitu," ujar Nurma dalam keterangannya, Senin (28/11/2022).
Baca juga: Update Kasus Anak Kombes Aniaya Teman, Terduga Pelaku Sudah Diperiksa tetapi Polisi Bungkam
Sejauh ini sudah ada 13 orang saksi yang diperiksa terkait kasus dugaan penganiayaan oleh anak inspektur pengawas daerah (irwasda) di sebuah polda tersebut.
Sejumlah saksi yang diperiksa antara lain ibu korban, korban, dua pelatih dan asisten pelatih, para teman korban, dan terlapor.
"Kami sudah periksa 13 orang, periksa 13 orang itu kan bukan sedikit. Kami masih dalami semuanya," ucap Nurma.
"Kami masih dalami lagi. Makanya kalau betul-betul jelas duduk perkara, nanti kami infokan lagi," sambung dia.
Baca juga: Polisi Juga Periksa Murid Bimbel Akpol di PTIK Terkait Dugaan Penganiayaan oleh Anak Kombes
Diberitakan sebelumnya, dugaan penganiayaan itu terjadi pada Sabtu (12/11/2022), saat pelaku dan korban berinisial FB sama-sama mengikuti bimbel jasmani di area PTIK.
Yusna, ibu korban, lantas membuat laporan kepolisian terkait dugaan tindakan kekerasan itu. Menurut Yusna, anaknya dianiaya karena dituduh menyembunyikan topi pelaku.
Anaknya dipukuli di lapangan dan area parkir PTIK. Aksi pemukulan disebut terjadi di depan pelatih, tetapi sang pelatih tak melerai atau menghalau.
Akibat pemukulan itu, FB mengalami sejumlah luka memar dan trauma.
"Anak saya bilang, dia (RC) anak kombes, Bu. Pelatihnya saja takut sama dia karena di mana-mana dia bikin masalah selalu bawa-bawa nama anak kombes," ucap Yusna.
Baca juga: Fakta Kasus Anak Kombes Pukuli Temannya: Pelaku Dianggap Anak Kecil dan Diduga Penuh Intervensi
Atas kasus ini, Komisioner Kompolnas Poengky Indarti menekankan bahwa polisi jangan pandang bulu dalam mengusut perkara ini.