Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sosial Kutub Bergerak Jadikan Limbah Minyak Jelantah Jadi Sedekah

Kompas.com - 30/11/2022, 07:15 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebiasaan mengonsumsi berulang kali hingga membuang minyak dari sisa menggoreng atau minyak jelantah belum bisa lepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat.

Padahal, kandungan lemak jenuh yang tinggi dalam minyak jelantah itu buruk bagi tubuh jika terus dikonsumsi. Sementara, minyak bekas yang dibuang sembarangan juga akan mencemari lingkungan.

Keresahan itu muncul dalam benak Rumah Sosial Kutub hingga akhirnya mereka menginisiasi gerakan sedekah minya jelantah lewat program Terima Sedekah Minyak Jelantah untuk Mereka (Tersenyum).

Manajer Program Tersenyum Nanang Ardiansyah berujar, dengan adanya sedekah minyak jelantah ini bisa mengubah persepsi masyarakat bahwa berbagi itu tak perlu berupa harta.

Baca juga: Debu Batu Bara Tak Kunjung Hilang, Warga Rusun Marunda Minta Kinerja Sudin Lingkungan Hidup Dievaluasi

"Kami terpikirkan menggunakan barang yang sudah tidak dipakai lagi. Bahkan kalau dibuang justru menyebabkan pencemaran lingkungan," ujar Nanang kepada Kompas.com, Selasa (29/11/2022).

Dari pemikiran itu, kata Nanang, Rumah Sosial Kutub terpikir untuk menginisiasi gerakan sedekah minyak jelatah dengan mengusung konsep bahwa sedekah ini mudah, murah, dan berkelanjutan.

Nanang menjelaskan, sedekah minyak jelantah dianggap mudah karena barang yang disedekahkan itu ada dalam kehidupan sehari-hari, yaitu berupa limbah dari dapur.

Kemudian, masyarakat bisa sedekah tanpa harus mengeluarkan uang mereka sendiri. Bisa dikatakan, ujar Nanang, sedekah ini murah dan bisa dijangkau hampir seluruh rumah tangga.

Terakhir, sedekah ini diyakini akan berkelanjutan. Menurut Nanang, selama ibu rumah tangga masih memasak di dapur, limbah minyak goreng itu akan selalu ada.

Saat ini, Nanang menyebutkan rata-rata minyak jelantah yang berhasil dikumpulkan itu sebanyak 27-30 ribu liter per bulan. Dari situ, minyak jelantah itu akan dikonversi untuk produksi biodiesel dengan harga jual fluktuatif sekitar Rp7.000-10.000 per liter.

"Dana hasil konversi itu akan dikembalikan ke wilayah yang mengumpulkan dan dikelola kader dalam bentuk program sosial masyarakat dan pemberdayaan lingkungannya," tutur Nanang.

Baca juga: Menengok Wajah Baru TMII yang Kini Lebih Ramah Lingkungan

Bermula dari Relawan

Gerakan sedekah minyak jelantah lewat progam Terima Sedekah Minyak Jelantah untuk Mereka (Tersenyum) oleh Rumah Sosial Kutub.Doc. Rumah Kutub Sosial Gerakan sedekah minyak jelantah lewat progam Terima Sedekah Minyak Jelantah untuk Mereka (Tersenyum) oleh Rumah Sosial Kutub.

Nanang menjelaskan, gerakan ini sebetulnya sudah dimulai sejak 2018. Saat itu, sedekah jelantah ini menjadi progam Rumah Sosial Kutub yang berlokasi di Jalan Langga Raya Nomor 2, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Adapun gerakan sedekah ini bersamaan dengan berdirinya Rumah Sosial Kutub yang memiliki tugas utama menerima, menyalurkan kembali dana infaq, sedekah, dan wakaf dari masyarakat.

Rumah Sosial Kutub ini berdiri bersamaan dengan Komunitas Tahajud Berantai (Kutub) yang diawali para anggota dari Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek).

"Pada saat itu, pengumpulan minyak jelantah masih berbasis relawan atau individu. Gerakannya belum masif," ujar Nanang.

Pada Februari 2020, Rumah Sosial Kutub akhirnya meluncurkan program Tersenyum di Jakarta Selatan bersama Wali Kota Jakarta Selatan yang saat itu dijabat oleh Marullah Matali.

Baca juga: Tingkat Polusi Ibu Kota Masih Tinggi, Dinas Lingkungan Hidup Bentuk Forum Kualitas Udara

"Relawan kami yang semula berjalan sendiri-sendiri, kini menjadi perpanjangan tangan di wilayah mereka. Relawan ini membantu menghubungkan dengan kader setempat," kata Nanang.

Selain digandeng oleh pemerintah kota di lima wilayah, gerakan sedekah jelantah ini juga didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. "Program ini jadi salah satu program unggulan mereka," tutur Nanang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com