Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Inisiatif Pemkot Depok Bangun Trotoar "Instagramable" Malah Kecewakan Publik...

Kompas.com - 30/11/2022, 08:19 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan Kota Depok percaya diri penataan trotoar di Jalan Raya Margonda, Depok, yang mengusung konsep "instagramable" akan meningkatkan minat masyarakat untuk berjalan kaki.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Eko Herwiyanto menyampaikan hal tersebut dalam diskusi publik bertema "Benarkah Depok Butuh Trotoar", Selasa (29/11/2022).

"Ini (penataan trotoar) juga sebagai upaya menarik untuk pejalan kaki menggunakan trotoar tersebut. Nanti kami akan dilengkapi seperti lampu pertamanan, bangku-bangku untuk menambah estetik," kata Eko.

Dengan begitu, kondisi trotoar diharapkan dapat meningkatkan minat para pengguna jalan untuk berjalan kaki di trotoar Margonda Raya.

"Harapan kami, mudah-mudahan orang dengan melihat trotoar instagramable, merasa ikut (ingin) berjalan kaki," ujar Eko.

Optimisme Eko tampaknya tak sejalan dengan pubik yang merasa kecewa karena Pemkot Depok dirasa melakukan pembangunan tanpa melibatkan masyarakat.

Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alferd Sitorus menyoroti revitalisasi trotoar di Jalan Raya Margonda yang dinilai tak melibatkan masyarakat.

Menurut dia, pembangunan infrastruktur sebaiknya melibatkan unsur publik, misalnya menggandeng para pakar atau ahli untuk meminta pemikirannya.

Dengan begitu, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dan para pakar/ahli dapat bersama-sama berkolaborasi dalam membangun infrastruktur di Kota Depok.

"Yang pasti adalah bagaimana Kota Depok bisa mengubah strategi komunikasinya, agar banyak pakar/ahli yang masih tinggal di dalam Kota Depok itu bisa membantu membenahi infrastruktur publiknya," kata Alfred dalam diskusi publik Urban Policy, Selasa (29/11/2022).

Tak hanya itu, Alfred menilai keberadaan masyarakat sekitar juga harus dilibatkan dalam merevitalisasi trotoar.

Jika tidak dilakukan, Alfred khawatir masyarakat menjadi acuh lantaran semenjak perencanaan hingga merevitaliasi trotoar tak pernah dilibatkan.

"Jangan sampai publiknya tidak merasa dilibatkan, akhirnya publik tidak peduli terkait dengan fasilitas publik yang tadi dari awal enggak terlibat," kata dia.

"Minimal ditanyain itu warga sepanjang jalan sana, ketika ada masalah publiknya ditanyakan. Sebenarnya ini yang perlu dihindari," sambung dia.

Alfred meniai keterlibatan masyarakat dalam hal pembangunan fasilitas publik merupakan wujud dari keterbukaan atas informasi.

Menurut dia, penyediaan fasilitas publik seperti trotoar adalah kewajiban bukan sekadar kebutuhan untuk masyarakat dalam mendapatkan akses berjalan kaki.

"Kami koalisi pejalan kaki tidak ada bicara kompromi terkait butuh atau tidak butuhnya trotoar. Karena trotoar itu merupakan kebutuhan dasar bagi orang untuk berjalan kaki bukan kebutuhan dasar orang untuk berkendara," imbuh dia.

(Penulis: Chaerul Halim | Editor: Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com