JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai mengoperasikan bus Transjakarta yang bagian badan kendaraannya dilukis oleh anak-anak berkebutuhan khusus, Sabtu (3/12/2022).
Pengoperasian bus yang dijadikan kanvas lukis anak-anak berkebutuhan khsusus tersebut bersamaan dengan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember.
Pantauan Kompas.com, bus transjakarta berbahan bakar gas (BBG) itu terparkir sisi Jalan Medan Merdeka Selatan, tepatnya di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta pada Sabtu pagi.
Sisi kiri dan kanan body kendaraan yang umumnya berlatar warna biru dan putih, kini dipenuhi banyak gambar karakter manusia, hewan dan bunga.
Baca juga: Begini Nasib Halte Transjakarta yang Dianggap Tutupi Monumen Selamat Datang..
Gambar tersebut dilukis dan diwarnai oleh belasan anak-anak disabilitas dalam rangka menyambut Hari Disabilitas Internasional.
Dalam kegiatan pengoperasian bus transjakarta tersebut, hadir Direktur Utama Transjakarta M. Yana Aditya, Asisten Deputi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Muhammad Mawardi, perwakilan guru dan anak-anak yang terlibat dalam proses pelukisan.
Meski begitu, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono tidak terlihat hadir di lokasi, sampai akhirnya bus transjakarta tersebut meninggalkan kawasan Gedung Balai Kota DKI Jakarta menuju Bundaran Patung Arjuna Wijaya.
Diberitakan sebelumnya, lima belas anak penyandang disabilitas sindrom autisme menjadikan satu unit bus gandeng TransJakarta menjadi "kanvas" lukis mereka.
Baca juga: Lemahnya Pengawasan Transjakarta, Masih Ada Pramudi yang Main Ponsel dan Makan Saat Berkendara
Mereka dilibatkan oleh PT TransJakarta untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember.
Berlokasi di kantor PT TransJakarta di Jalan Mayjen Soetoyo, Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur, belasan anak itu mulai melukis sejak pukul 08.00 WIB.
Tema yang diambil dalam acara melukis itu adalah "Ibu, Anak-anak, dan Kota Jakarta".
Mentor seni untuk anak-anak berkebutuhan khusus dari komunitas Outsider Art Jakarta, Timotius Warsito mengatakan, semua anak diberi peralatan cat akrilik yang tak berbahan racun.
'Mereka menggunakan cat akrilik, tidak berbau dan tidak mengandung racun yang berbahaya, terutama untuk kesehatan mereka," jelas Toto.
Mereka membuat berbagai mural seperti ondel-ondel, kupu-kupu, pepohonan, lanskap perkotaan, hingga ikon Kota Jakarta yakni Monumen Nasional (Monas).
Toto menyebut, sebelum gambar dibuat, mereka akan membuat sketsa menggunakan spidol terlebih dahulu.
Setelah sketsa selesai dibuat, mereka langsung mengambil kuas dan cat untuk menumpahkan karyanya masing-masing.
"Hari ini kami laksanakan 4-5 jam. Mereka akan diberikan waktu untuk membuat gambarnya masing-masing," kata Toto.
Toto menyebut, tak ada kesulitan baginya untuk membawa belasan anak-anak itu untuk melukis di bus transjakarta.
Ia mengaku, anak-anak disabilitas itu bahkan sudah sudah terbiasa berkomunikasi dengan orang banyak dan beberapa di antara mereka telah menghasilkan beragam karya.
"Nanti, bisa kita lihat bersama sebuah karya seni di TransJakarta. Mungkin agak berbeda dari kebiasaan yang biasanya stiker, tapi ini karya seni seperti kanvas berjalan," jelas Toto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.