JAKARTA, KOMPAS.com - Batu nisan Tionghoa menyembul di tengah perumahan kumuh yang dibelah Gang Taruna yang sempit di sisi Jalan Pangeran Jayakarta, Jakarta Barat.
Sepintas, tidak ada yang istimewa karena tak ubahnya pemakaman Tionghoa yang dirambah menjadi perumahan.
Model pemakaman seperti ini ada juga di kawasan lain di Jakarta, seperti di kawasan Karang Anyar dekat Jalan Lau Tze, Jakarta Pusat.
Pada bagian tengah nisan tertulis dua karakter Tionghoa berbunyi Ming dan Jia.
Baca juga: Sejarah Jakarta, dari Sunda Kelapa hingga Jadi Ibu Kota Negara
Pada batu peringatan di sebelah nisan tersebut tertulis riwayat orang yang dikuburkan dalam bahasa Belanda dengan penanda tahun (1619-1640): "Kapiten So Beng Koen" atau kerap disebut Souw Beng Kong.
Souw Beng Kong adalah kapitein Tionghoa pertama di Batavia, sekaligus perintis perekonomian Batava dan Hindia-Belanda pada awal abad ke-17.
Kepada harian Kompas, Tian Li Tang, aktivis Paguyuban Kota Tua Jakarta, menjelaskan, Beng Kong adalah tokoh andalan Gubernur Jenderal pertama Belanda, Jan Pieterzoen Coen.
Souw Beng Kong menjadi andalan Jan Pieterzoen (JP) Coen untuk membuka Batavia sebagai pusat perdagangan di Hindia-Belanda.
Baca juga: Selayang Pecinan Jakarta, Seruput Kopi Es Tak Kie
"JP Coen dengan berbagai cara berhasil mendorong Beng Komg pindah ke Batavia dari Banten," kata Li Tang.
"Kalau ada Beng Kong bisa dipastikan ekonomi Batavia tidak berkembang," lanjutnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.