JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya tingkat pencemaran limbah domestik yang masuk ke Teluk Jakarta disebut berdampak pada hilangnya oksigen di dasar laut.
Ini kemudian menyebabkan ikan dalam jumlah besar terdorong ke permukaan dan akhirnya terdampar di daratan.
Peristiwa “ikan mabuk” ini terjadi di wilayah perairan Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu, tepatnya pada 29 November 2022.
Sejumlah nelayan dikagetkan dengan fenomena ikan melompat ke atas dermaga di perairan Pulau Onrust, Kabupaten Kepulauan Seribu.
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Kepulauan Seribu Devi Lidya mengatakan, air laut di sekitar pulau tersebut sempat berwarna hijau selama tiga hari sebelum fenomena ikan mabuk itu terjadi.
Catatan Harian Kompas, situasi itu terjadi karena adanya arus dari bawah laut yang naik ke permukaan.
”Jadi, terjadi upwelling atau arus dari bawah naik ke atas. Sedimen di dasar laut juga naik ke atas dan terjadi kekurangan oksigen terlarut. Akibatnya, ikan mabuk dan loncat,” kata Devi saat dihubungi, Selasa (6/12/2022), dari Jakarta.
Baca juga: Polisi Temukan Buli-buli di TKP Sekeluarga Tewas di Kalideres, Apa Itu?
Dari uji sampel diketahui bahwa parameter fosfat, nitrat, dan amonia di perairan tersebut melebihi baku mutu air laut.
Kandungan fosfat di Pulau Onrust lebih dari 2 miligram per liter (mg/l), kandungan amonia mencapai 0,05 mg/l, dan kandungan nitrat mencapai 10 mg/l.
Jika merujuk pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, kandungan senyawa kimia untuk biota laut, terutama fosfat, standarnya 0,015 mg/l, nitrat 0,008 mg/l, dan amonia 0,3 mg/l.
Tingginya kandungan senyawa kimia ini menyebabkan kekurangan oksigen terlarut di perairan.
Peristiwa ini terjadi tak terlepas dari pencemaran di perairan Teluk Jakarta.
Dari hasil penelitian pada 2017 yang melibatkan peneliti Jerman, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Institut Pertanian Bogor, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan, diprediksi nitrat yang masuk ke Teluk Jakarta mencapai sekitar 30,3 ton per hari.
Nitrat itu berasal dari sejumlah sungai yang bermuara di Teluk Jakarta.
Baca juga: Tumbangnya Kejayaan Satu Per Satu Mal di Jakarta, dari Mal Blok M hingga Plaza Semanggi
Peneliti Ahli Utama Bidang Pencemaran Laut BRIN Zainal Arifin mengatakan bahwa Nitrogen adalah unsur hara atau pupuk yang masuk ke laut dalam bentuk terlarut.
Boleh dibilang, kita memupuk Teluk Jakarta, tetapi berlebihan,” kata Zainal.
Pemupukan berlebihan di Teluk Jakarta menyebabkan ledakan fitoplankton atau mikroalga.
Fitoplankton yang tumbuh berlebihan itu pada siang hari berfotosintesis dan pada malam hari menghasilkan karbon dioksida.
”Tidak heran kalau di dasar laut Teluk Jakarta itu kadang-kadang anoksik (tidak ada oksigen),” kata Zainal.
Pemerintah disarankan menyiapkan strategi mengurangi pencemaran nitrogen yang masuk melalui 13 sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta.
Nitrogen yang masuk ke Teluk Jakarta berasal dari beragam sumber. Sumber tersebut, salah satunya, dari limbah rumah tangga.
”Pemerintah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat bisa membuat infrastruktur pengelolaan air limbah. Jadi, semua air limbah di masyarakat perlu diolah dulu, baru dibuang ke sungai,” kata Zainal. (Kompas/Stefanus Ato)
Artikel selengapnya dapat dibaca di Kompas.id dengan judul “Fenomena Ikan Mabuk dan Bencana Nutrisi Berlebih di Teluk Jakarta”.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.