JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan DKI Jakarta meninjau kawasan pusat perbelanjaan Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (7/12/2022).
Badan jalan di kawasan Grand Indonesia diketahui banyak dijadikan sebagai lahan parkir liar dan didirikan tenda-tenda warung. Baru-baru ini juga beredar video yang menyinggung mahalnya parkir liar di kawasan Grand Indonesia.
Peninjauan dipimpin oleh Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Pelayanan dan Penertiban UP Perparkiran Dinas Perhubungan DKI Jakarta Henu Aji bersama Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat Ricky beserta pengelola kantong parkir resmi yang dikelola warga sekitar.
Dalam peninjauan tersebut, Dishub DKI mendatangi empat kantong parkir resmi yang dikelola oleh warga RW 004, Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Di kawasan Grand Indonesia terdapat empat kantong parkir resmi untuk menampung kendaraan pengunjung maupun pegawai Grand Indonesia atau Plaza Indonesia.
Adapun, kantong parkir resmi tersebut ada yang berupa lahan luas dan bangunan berlantai empat yang dikelola oleh warga RW 004.
Saat peninjauan berlangsung, petugas Dishub DKI diberikan informasi mengenai kapasitas tempat parkir, jam operasional, hingga biaya parkir.
Peninjauan ke kantong parkir resmi bertujuan untuk mendorong masyarakat yang berkunjung di kawasan Grand Indonesia agar memarkirkan kendaraannya di sana sehingga diharapkan tidak ada lagi parkir liar di kawasan tersebut.
Meskipun masih ada beberapa kendaraan yang terparkir secara liar, tidak ada aktivitas penertiban. Peninjauan berlangsung lancar, tidak ada ketegangan antara petugas dan pengelola parkir di kawasan Grand Indonesia.
Sebelumnya, maraknya parkir liar dikeluhkan oleh salah satu warganet di salah satu kawasan mal Grand Indonesia dengan tarif Rp 10.000 per motor.
"Parkir termahal ya, guys. Rp 2.000 belum ada apa-apanya. Ini Rp 10.000, guys. Ini di depan GI (Grand Indonesia), parkir Rp 10.000. Kaya ini tukang parkir di sini," ucap seseorang dalam video yang dikutip dari akun TikTok @imagi****nel, dikutip Minggu (4/12/2022).
Ketua Forum Warga Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan menduga praktik parkir liar tersebut sudah terjadi bertahun-tahun. Tigor pun pernah merasakan pengalaman serupa pada awal 2022 ini.
"Masih terjadi. Apalagi saat akhir pekan pasti ramai. Saya beberapa kali ke sana, saya bawa motor. Saya dimintai Rp 10.000, ditawar Rp5.000 tidak mau mereka," ujar Tigor kepada Kompas.com, Minggu (4/12/2022).
Tigor memperkirakan betapa besarnya pendapatan parkir liar di kawasan sekitar Grand Indonesia. Misalnya saja, kata Tigor, ada sekitar 5.000 sepeda motor setiap hari yang parkir di sana maka pendapatannya bisa mencapai Rp 50 juta sehari.
"Maka, totalnya bisa mencapai Rp 1,5 miliar sebulan dan Rp 18 miliar dalam setahun," kata Tigor.
Menurut Tigor, parkir liar di sekitar mal itu sudah dibiarkan sejak 3-4 tahun terakhir. Bahkan, fenomena parkir itu di kawasan itu sudah terjadi sebelum pandemi Covid-19.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.