JAKARTA, KOMPAS.com - Adrian (41) seorang juru parkir liar di kawasan mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat, menanggapi soal ladang pekerjaannya yang dianggap sebagai dalang kemacetan.
"Kami ini hanya mencari uang. Orang kasih Rp 2.000 kami ikhlas, kadang-kadang kasih lebih berarti itu rezeki saya, ada juga pernah orang nggak bawa dompet ya saya silakan," ujar Adrian saat ditemui di kawasan Grand Indonesia, Kamis (8/12/2022).
Menurut Adrian, keberadaan kantong parkir liar di kawasan itu justru memudahkan masyarakat dalam menitipkan sepeda motornya jika berkunjung ke Grand Indonesia atau Plaza Indonesia.
Baca juga: Polemik Parkir Liar di Kawasan Grand Indonesia, Dipakai Warga meski Jadi Dalang Macet
Pasalnya, kata Adrian, sekitar 25 tahun lamanya Plaza Indonesia berdiri, sejak saat itu juga tidak ada area parkir khusus motor di mal tersebut.
"Hampir 25 tahun Plaza Indonesia tidak mempunyai lahan parkir," ungkap dia.
Dengan adanya kantong parkir liar, Adrian berujar, warga sekitar menjadi terbantu karena mendapatkan ladang baru dalam mengais rezeki.
Menurut dia, mantan preman-preman di sekitar kawasan itu pada akhirnya beralih mencari kegiatan yang positif yakni menjadi seorang juru parkir meski tidak resmi.
"Positifnya buat orang-orang bekerja serta mengurangi kriminalitas, bahkan preman-preman menjadi dapat pekerjaan jadi tukang parkir," ucap Adrian.
Baca juga: Masih Ada Parkir Liar di Sekitar Grand Indonesia, Bikin Lalin Tersendat
Adrian berujar dirinya telah enam tahun lamanya berprofesi sebagai juru parkir liar di kawasan Grand Indonesia.
Di kantong parkir tempatnya bekerja, masyarakat dipatok dengan harga Rp 5.000 setiap kali menitipkan sepeda motornya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.