Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pengemudi Ojek, Pendapatannya Turun Drastis Usai Puri Agung Cengkareng Tutup

Kompas.com - 12/12/2022, 23:02 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tutupnya pusat niaga Puri Agung Cengkareng di Jalan Lingkar Luar Barat, Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat, berdampak besar bagi pengemudi ojek yang mangkal di sekitar tempat itu.

Sejak pusat niaga itu berdiri sekitar 1998, Maki Barata (46) sudah mengojek, mengantar pengunjung mal ke lokasi tujuan.

Dua puluhan tahun menafkahi diri dan keluarga dari keramaian Puri Agung Cengkareng, Maki mengaku berat ketika pusat niaga itu tutup.

Pasalnya, dulu ia bisa membawa pulang pemasukan bersih hingga Rp 300.000.

"Dulu, sebelum corona, saya bisa bawa pulang Rp 200.000 sampai Rp 300.000. Itu sudah bersih. Tapi pas lagi ramai-ramainya pengunjung, itu pas sebelum corona, sekitar 2019," ungkap Maki, Senin (12/12/2022).

Baca juga: Mal Puri Agung Cengkareng Tergulung Pandemi, Keramaian Konsumen Kini Tinggal Kenangan...

Ia mengenang, setiap hari pengunjung selalu meramaikan pusat bisnis onderdil mobil dan ponsel itu.

"Ramainya bukan main. Mobil keluar masuk ramai. Di sini tuh ada aja konsumennya, khususnya mobil, ramai pada ke basement. Pengunjungnya lebih penuh (di kios) mobil daripada handphone," kenang dia.

Namun, sejak pandemi Covid-19 menyerang pada 2020, ia menyebutkan, Puri Agung Cengkareng mulai sepi dikunjungi konsumen hingga akhirnya ditutup pada 1 Oktober 2021.

Akibatnya, pendapatannya yang bergantung pada pengunjung mal pun menurun drastis.

"Pendapatan enggak menentu. Sejak corona, sekitar satu atau dua orang (penumpang) doang per hari. Itu juga ngarepin penumpang pasar doang. Paling banyak tiga orang. Lagian juga udah kebanyakan ojek online," ungkap Maki.

Baca juga: Bertahan Pasca-Kerusuhan 1998, Mal Puri Agung Cengkareng Kalah Dihantam Pandemi Covid-19

Kini, dalam sehari, Maki harus puas dengan membawa pulang uang bersih paling banyak Rp 70.000 saja.

"Sehari bisa dapat Rp 60.000 sampai Rp70.000, bersih. Kalau kotor Rp 100.000 sehari, tinggal kurangin bensin," ujar Maki.

Maki pun berharap pusat niaga Puri Agung Cengkareng dapat kembali bangkit dan menjadi pusat belanja onderdil mobil dan ponsel di Cengkareng.

Sebab, dengan bangkitnya tempat itu, perekonomian warga di sekitarnya juga turut hidup kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com