Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yuliana Wisna Simarmata
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia

Mantan aktivis organisasi nonpemerintah yang sekarang menjadi Ibu Rumah Tangga dan sedang mengupgrade diri

Apa yang Salah dengan Slogan Baru "Sukses Jakarta untuk Indonesia"?

Kompas.com - 13/12/2022, 06:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BELUM lama kontroversi penjenamaan yang banyak dilakukan selama masa pemerintahan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, sekarang penggantinya Heru Budi Hartono menambah kegaduhan akan penjenamaan.

Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono mengubah slogan Jakarta yang semula “Jakarta Kota Kolaborasi” menjadi “Sukses Jakarta untuk Indonesia” dan perubahan slogan ini terhitung kurang dari dua bulan masa beliau menjabat.

Selang beberapa jam informasi mengenai slogan baru ini muncul di media sosial, seperti di akun Instagram Jakarta Info, sebanyak lebih dari 3400 netizen berkomentar negatif atas slogan baru tersebut.

Banyak netizen lebih menyukai slogan yang lama karena mencerminkan kondisi Jakarta yang masyarakatnya heterogen, membawa visi perubahan dengan slogan kolaborasinya dan mencerminkan hubungan pemerintah dengan warganya.

Ditambah visualisasi desain logo lama lebih menarik dibanding logo baru yang terkesan tidak profesional.

Menilik konsep penjenamaan

Penjenamaan merupakan serapan dari kata branding. Penjenamaan berasal dari kata dasar jenama memiliki arti merek atau jenis (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Brand atau jenama merujuk pada suatu bentuk simbol, slogan, logo atau bentuk elemen visual lainnya yang memberikan arti atau nilai pada produk atau kebijakan atau layanan.

Branding biasa dikenal dan dipakai dalam dunia marketing untuk menjual produk yang diperkenalkan atau dalam dunia corporate, branding dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, penggunaan branding berkembang ke dalam dunia pemerintahaan dan konsep ini dikenal dengan istilah branding publik.

Branding publik diklaim sebagai suatu strategi tata kelola dalam pemerintahan untuk meningkatkan layanan dan kepuasan publik.

Bahkan di era media digital saat ini, penggunaan branding pada sektor publik dinilai penting karena brand menjadi salah satu alat komunikasi pemerintah kepada warganya dan dapat meningkatkan reputasi pemerintah. Dengan kata lain, kinerja pemerintah terwakili oleh brand yang diusungnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lebih sering melakukan penjenamaan dibanding gubernur lainnya atau pejabat pemerintah, bahkan institusi pemerintah lainnya.

Dimulai sejak 2018, Anies Baswedan mengubah istilah normalisasi sungai menjadi naturalisasi sungai, MRT diganti dengan kereta ratangga, HUT Jakarta menjadi Jakarta Hajatan, mengganti 22 nama jalan di Ibu Kota Jakarta, dan terakhir rumah sakit diberikan slogan rumah sehat.

Dalam dunia tata kelola dan administrasi publik, penjenamaan ini merupakan suatu strategi tata kelola yang diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Akan tetapi, hasil survei Nusantara Strategic Network pada September lalu, tingkat kepercayaan warga DKI Jakarta turun ke angka 30,3 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Lansia di Ciracas Jadi Korban Hipnotis, Kerugian Mencapai Rp 69 Juta

Lansia di Ciracas Jadi Korban Hipnotis, Kerugian Mencapai Rp 69 Juta

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Depok Ditolak RS Berobat Pakai KTP

Wakil Ketua DPRD Depok Ditolak RS Berobat Pakai KTP

Megapolitan
Jenazah 4 Anak yang Meninggal Dibunuh Ayah di Jagakarsa Rencananya Dimakamkan Hari Ini

Jenazah 4 Anak yang Meninggal Dibunuh Ayah di Jagakarsa Rencananya Dimakamkan Hari Ini

Megapolitan
Istri yang Dibakar Suami di Jaksel Meninggal

Istri yang Dibakar Suami di Jaksel Meninggal

Megapolitan
Jadi Bandar Judi Togel Singapura, Lansia di Jatinegara Raup Keuntungan Rp 6 Juta per Bulan

Jadi Bandar Judi Togel Singapura, Lansia di Jatinegara Raup Keuntungan Rp 6 Juta per Bulan

Megapolitan
Jadi Bandar Judi Togel, Lansia Penjual Tahu di Jatinegara Ditangkap

Jadi Bandar Judi Togel, Lansia Penjual Tahu di Jatinegara Ditangkap

Megapolitan
Dinilai Lamban Tangani Kasus KDRT Ibu 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa, Polres Jaksel Beri Klarifikasi

Dinilai Lamban Tangani Kasus KDRT Ibu 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa, Polres Jaksel Beri Klarifikasi

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pengakuan Ayah yang Bunuh 4 Anak di Jagakarsa | Jenazah 4 Anak yang Dibunuh di Jagakarsa Belum Dijemput dari RS Polri

[POPULER JABODETABEK] Pengakuan Ayah yang Bunuh 4 Anak di Jagakarsa | Jenazah 4 Anak yang Dibunuh di Jagakarsa Belum Dijemput dari RS Polri

Megapolitan
Penunjukkan Gubernur Jakarta oleh Presiden Bisa Bikin Cemburu Provinsi Lain

Penunjukkan Gubernur Jakarta oleh Presiden Bisa Bikin Cemburu Provinsi Lain

Megapolitan
Tahanan Titipan di Lapas Tangerang yang Kabur Ditangkap Kembali di Rumah Orangtua

Tahanan Titipan di Lapas Tangerang yang Kabur Ditangkap Kembali di Rumah Orangtua

Megapolitan
Pengusul Gubernur DKJ Ditunjuk Presiden Berharap Putra-Putri Betawi Dipilih Pimpin Jakarta

Pengusul Gubernur DKJ Ditunjuk Presiden Berharap Putra-Putri Betawi Dipilih Pimpin Jakarta

Megapolitan
Tak Pernah Terlihat Cekcok dengan AMW, Wanita Tewas Terlakban Justru Sering Diledek Pengantin Baru

Tak Pernah Terlihat Cekcok dengan AMW, Wanita Tewas Terlakban Justru Sering Diledek Pengantin Baru

Megapolitan
Ada Perayaan Natal Gereja Tiberias dan Panggung Rakyat, Arus Lalu Lintas di Sekitar GBK Macet

Ada Perayaan Natal Gereja Tiberias dan Panggung Rakyat, Arus Lalu Lintas di Sekitar GBK Macet

Megapolitan
Salah Satu Bamus Betawi Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Anggap Cederai Demokrasi

Salah Satu Bamus Betawi Tolak Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Anggap Cederai Demokrasi

Megapolitan
Laporkan Butet soal Pengakuan Diintimidasi, Pelapor: Hal yang Disampaikan Menyesatkan

Laporkan Butet soal Pengakuan Diintimidasi, Pelapor: Hal yang Disampaikan Menyesatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com