Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA FOTO: Belajar Tanpa Guru, Komnas PA Kunjungi Siswa SDN Pondok Cina 1

Kompas.com - 13/12/2022, 16:56 WIB
Kristianto Purnomo

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) meninjau proses belajar siswa di SDN Pondok Cina 1 yang dilakukan tanpa kehadiran guru pada Selasa (13/12/2022).

Siswa SDN Pondok Cina 1 hanya belajar didampingi para orangtua siswa dan relawan akibat polemik penggusuran sekolah itu yang akan dialihfungsikan menjadi masjid raya.

Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait mengaku miris melihat para siswa didik yang tidak mendapatkan hak-haknya untuk diajar langsung oleh guru mereka.

Spanduk solidaritas untuk siswa SDN Pondok Cina 1, Depok terpampang di halaman sekolah, Selasa (13/12/2022). Sudah sebulan siswa SDN Pondok Cina 1 belajar tanpa guru hanya didampingi para orangtua siswa dan relawan akibat polemik penggusuran sekolah yang akan dialihfungsikan menjadi masjid raya.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Spanduk solidaritas untuk siswa SDN Pondok Cina 1, Depok terpampang di halaman sekolah, Selasa (13/12/2022). Sudah sebulan siswa SDN Pondok Cina 1 belajar tanpa guru hanya didampingi para orangtua siswa dan relawan akibat polemik penggusuran sekolah yang akan dialihfungsikan menjadi masjid raya.

Baca juga: Polemik SDN Pondok Cina 1, Komnas PA: Bangun Masjid Penting, tapi Harus Penuhi Hak Pendidikan Anak

"Muridnya belajar dengan relawan dan dibiarkan itu bentuk penelantaran dilakukan oleh wali kota karena tidak menghadirkan guru untuk belajar," kata Arist usai meninjau sekolah itu, Selasa siang.

Pemkot Depok sebelumnya memang telah membuat keputusan untuk merelokasi seluruh siswa SDN Pondok Cina 1 ke dua sekolah lain, imbas lahan sekolah itu yang akan digunakan untuk masjid raya.

Namun, relokasi itu mendapat pertentangan dari sejumlah orangtua siswa.

Siswa SDN Pondok Cina 1, Depok mengikuti proses belajar mengajar tanpa guru, Selasa (13/12/2022). Sudah sebulan mereka belajar didampingi para orangtua siswa dan relawan akibat polemik penggusuran sekolah yang akan dialihfungsikan menjadi masjid raya.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Siswa SDN Pondok Cina 1, Depok mengikuti proses belajar mengajar tanpa guru, Selasa (13/12/2022). Sudah sebulan mereka belajar didampingi para orangtua siswa dan relawan akibat polemik penggusuran sekolah yang akan dialihfungsikan menjadi masjid raya.

Mereka keberatan anaknya dilebur ke sekolah lain. Jika memang harus direlokasi, mereka meminta disediakan gedung baru.

Akhirnya, orangtua siswa pun tetap mengantarkan anaknya belajar setiap hari di sekolah dengan diajar oleh orangtua dan relawan.

Sementara, pemkot Depok sudah menarik seluruh guru dari SDN Pondok Cina 1.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait dan Ketua Komnas Perlindungan Anak DKI Jakarta, Cornelia Agatha mengunjungi SDN Pondok Cina 1, Depok, Selasa (13/12/2022). Siswa SDN Pondok Cina 1 hanya belajar didampingi para orangtua siswa dan relawan akibat polemik penggusuran sekolah yang akan dialihfungsikan menjadi masjid raya.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait dan Ketua Komnas Perlindungan Anak DKI Jakarta, Cornelia Agatha mengunjungi SDN Pondok Cina 1, Depok, Selasa (13/12/2022). Siswa SDN Pondok Cina 1 hanya belajar didampingi para orangtua siswa dan relawan akibat polemik penggusuran sekolah yang akan dialihfungsikan menjadi masjid raya.

Arist menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tak memperhatikan hak-hak pendidikan anak dalam merelokasi siswa SDN Pondok Cina 1.

"Padahal proses ini kan harus jalan dan tidak mengorbankan anak-anak," kata Arist.

Menurut Arist, hak atas pendidikan itu telah di atur dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang tertuang pada pasal 31 ayat (1).

"Saya konsentrasi pada hak atas pendidikan, karena hak atas pendidikan itu adalah hak yang sangat fundamental yang tidak boleh dikurangi dalam diri anak khususnya anak peserta didik," kata Arist.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait dan Ketua Komnas Perlindungan Anak DKI Jakarta, Cornelia Agatha mengunjungi SDN Pondok Cina 1, Depok, Selasa (13/12/2022). Siswa SDN Pondok Cina 1 hanya belajar didampingi para orangtua siswa dan relawan akibat polemik penggusuran sekolah yang akan dialihfungsikan menjadi masjid raya.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait dan Ketua Komnas Perlindungan Anak DKI Jakarta, Cornelia Agatha mengunjungi SDN Pondok Cina 1, Depok, Selasa (13/12/2022). Siswa SDN Pondok Cina 1 hanya belajar didampingi para orangtua siswa dan relawan akibat polemik penggusuran sekolah yang akan dialihfungsikan menjadi masjid raya.

Baca juga: Polemik SDN Pondok Cina 1 Disorot Pemerintah Pusat, Wali Kota Depok Dapat Masukan

Arist meminta Pemkot Depok memperhatikan hak-hak pendidikan murid SDN Pondok Cina 1, sebelum mengalihfungsikan lahan sekolah.

Arist menegaskan, ia tidak menentang soal alih fungsi lahan sekolah menjadi sebuah masjid.

Akan tetapi, proses itu harus memperhatikan hak-hak dasar anak SDN Pondok Cina 1 dalam pendidikannya.

Spanduk solidaritas untuk siswa SDN Pondok Cina 1, Depok terpampang di halaman sekolah, Selasa (13/12/2022). Sudah sebulan siswa SDN Pondok Cina 1 belajar tanpa guru hanya didampingi para orangtua siswa dan relawan akibat polemik penggusuran sekolah yang akan dialihfungsikan menjadi masjid raya.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Spanduk solidaritas untuk siswa SDN Pondok Cina 1, Depok terpampang di halaman sekolah, Selasa (13/12/2022). Sudah sebulan siswa SDN Pondok Cina 1 belajar tanpa guru hanya didampingi para orangtua siswa dan relawan akibat polemik penggusuran sekolah yang akan dialihfungsikan menjadi masjid raya.

"Urusan mau dibangun menjadi rumah ibadah silakan saja, karena rumah ibadah juga penting tetapi sekolah jangan diabaikan," kata Arist

"Karena itu, saya himbau supaya mengatasi kasus SDN Pondok Cina 1 ini harus dilakukan moratorium (penghentian sementara pembangunan masjid)," imbuh dia.

(Penulis M Chaerul Halim | Editor Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com