JAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa dari berbagai universitas berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (15/12/2022).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, semakin sore mahasiswa melebarkan barisannya hingga menutup Jalan Gatot Subroto tepat di depan gerbang Gedung DPR/MPR RI.
"Lingkaran besar, lingkaran besar, lingkaran besar," kompak peserta aksi meluaskan barisannya, Kamis.
Baca juga: Mahasiswa Demo di DPR, Tolak KUHP dan Kenang 1.000 Hari Korban Tewas #ReformasiDiKorupsi
Akibatnya, mahasiswa tumpah ruah hingga ke tengah jalan. Arus lalu lintas sebelumnya lancar menjadi tersendat akibat terhalang massa.
Suara klakson dari sepeda motor dan mobil terdengar bising di kawasan kompleks parlemen itu.
Para pengendara sempat diizinkan untuk melintas di jalur Transjakarta agar lalu lintas tidak terhambat.
Namun penutupan jalan oleh mahasiswa itu tak berlangsung lama. Massa aksi kemudian membakar ban bekas dan spanduk-spanduk yang tak digunakan.
Baca juga: Mahasiswa Bentangkan Kertas Putih saat Demo di DPR: Simbol Perlawanan dan Persatuan Penolakan KUHP
Mahasiswa melebarkan barisannya hingga ke jalan karena kecewa tidak ada satu pun anggota DPR yang menemui massa aksi.
"Kami akan menunggu di sini sampai ada anggota DPR yang menemui kami, sepakat kawan-kawan?" Kata orator melalui pengeras suara.
Aksi sore ini diikuti mahasiswa dari berbagai universitas seperti Universitas Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Universitas Moestopo, Universitas Esa Unggul, dan lainnya.
Baca juga: Mahasiswa Bentangkan Kertas Putih saat Demo di DPR: Simbol Perlawanan dan Persatuan Penolakan KUHP
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia Bayu Satria Utomo mengungkapkan, aksi tersebut digelar menyuarakan penolakan terhadap KUHP yang baru saja disahkan.
"Dengan sahnya RKUHP menjadi KUHP penuh problematika, demokrasi kita telah dibunuh secara fundamental," ucap Bayu.
Selain menolak KUHP, massa dari mahasiswa juga mengenang 1.000 hari jatuhnya korban jiwa akibat demonstrasi #ReformasiDiKorupsi tahun 2019.
"Pemerintah dan DPR tampaknya lupa bahwa ada lima nyawa yang gugur akibat gelombang penolakan RKUHP pada tahun 2019," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.