Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambil Bahan Baku Air Bersih dari 13 Sungai di Ibu Kota, PAM Jaya: Cuma 5 Persennya

Kompas.com - 16/12/2022, 14:23 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan jajarannya mengambil bahan baku untuk air bersih dari 13 sungai yang mengalir di DKI Jakarta.

Menurut dia, PAM Jaya hanya mengambil lima persen air dari belasan sungai tersebut.

"Dari sungai, walau pun (ada) 13 (sungai), tapi cuma 5 persennya (yang diambil sebagai bahan baku air bersih)," tutur Arief di Marunda Kepu, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022).

Baca juga: PAM Jaya Akui Penyaluran Air Bersih di Jakarta Baru 66 Persen

Ia menyebutkan PAM Jaya hanya mengambil lima persen karena hendak menjaga ekologi belasan sungai yang mengalir di Ibu Kota itu.

Menurut Arief, sedikitnya bahan baku yang diambil dari sungai itu tidak berkaitan dengan pencemaran yang terjadi di 13 sungai tersebut.

PAM Jaya memprioritaskan mengambil bahan baku dari sumbernya, yakni Waduk Jati Luhur 1, Waduk Karian.

"(Sumber bahan baku dari) Waduk Jati Luhur 1 (dan) Karian, itu sumber-sumbernya," sebut Arief.

Baca juga: Di Hadapan Ratusan Karyawan Eks Mitra, Dirut PAM Jaya: Tidak Boleh Lagi Swasta Kelola Air di Jakarta

Ia menambahkan penyaluran air bersih di DKI Jakarta hingga saat ini baru mencapai 66 persen.

Kata dia, kapasitas air yang disalurkan per detik saat ini mencapai sekitar 20.500 liter.

"(Penyaluran air bersih di Ibu Kota) sekarang udah 66 persen. Kapasitasnya (air yang disalurkan) sudah di 20.500-an liter per second (LPS)," ucap Arief.

Arief mengungkapkan, untuk menyalurkan air bersih hingga ke seluruh wilayah Ibu Kota, PAM Jaya berencana menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang.

Baca juga: PAM Jaya Siapkan Tandon untuk Atasi Krisis Air Bersih di 9 Wilayah Jakbar dan Jakut

Bentuk kerja sama ini berupa government to government (G to G).

Menurut dia, PAM Jaya tengah berupaya mempercepat kerja sama tersebut.

"Kami juga akan bekerja sama dengan Kota Tangerang dan Insya Allah juga dengan Kabupaten Tangerang untuk menambah asupan lagi air yang akan kami coba beli dari sana," urai Arief.

"Ini kami, PAM Jaya, minta G to G dipercepat, nanti airnya juga bisa kita ambil," sambung dia.

Baca juga: Ada 2 Opsi Uji Coba Sistem One Way di Jalan Viktor Tangsel pada 20-24 Desember 2022

Dalam kesempatan itu, ia menekankan, PAM Jaya tidak akan menunggu hingga 2030 untuk menyalurkan air ke seluruh penjuru Ibu Kota.

"Jadi, kami tidak mau menunggu sampai 2030. Kami tetap gerilya mencari air di mana pun, kemudian kami bisa pipanisasikan," tutur Arief.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Sidang Putusan Oknum Paspampres Pembunuh Imam Masykur Digelar 11 Desember 2023

Sidang Putusan Oknum Paspampres Pembunuh Imam Masykur Digelar 11 Desember 2023

Megapolitan
Dibakar Suami, Perempuan di Jaksel Lari Minta Tolong dengan Api Menyala

Dibakar Suami, Perempuan di Jaksel Lari Minta Tolong dengan Api Menyala

Megapolitan
RSUP Persahabatan: Belum Ada Laporan Anak Terinfeksi Pneumonia Mycoplasma

RSUP Persahabatan: Belum Ada Laporan Anak Terinfeksi Pneumonia Mycoplasma

Megapolitan
Kunjungi Ponpes Al Quran Bani Syahid Depok Bareng Istri, AHY: Bukan untuk Kampanye

Kunjungi Ponpes Al Quran Bani Syahid Depok Bareng Istri, AHY: Bukan untuk Kampanye

Megapolitan
Istri yang Dibakar Suaminya Alami Luka Bakar 70 Persen

Istri yang Dibakar Suaminya Alami Luka Bakar 70 Persen

Megapolitan
Dinkes DKI Hitung Kebutuhan Suplemen dan Vitamin untuk KPPS Pemilu 2024

Dinkes DKI Hitung Kebutuhan Suplemen dan Vitamin untuk KPPS Pemilu 2024

Megapolitan
Cerita Penjual Ayam di Pasar Johor Baru 'Full Senyum' Dagangannya Diborong Mendag Zulhas

Cerita Penjual Ayam di Pasar Johor Baru "Full Senyum" Dagangannya Diborong Mendag Zulhas

Megapolitan
Ini Peran Tiga Buruh Pengeroyok Sopir Truk Saat Demo UMK di Cikarang...

Ini Peran Tiga Buruh Pengeroyok Sopir Truk Saat Demo UMK di Cikarang...

Megapolitan
JPU Sebut Pleidoi Fatia dalam Kasus 'Lord Luhut' Menunjukkan Keputusasaan

JPU Sebut Pleidoi Fatia dalam Kasus "Lord Luhut" Menunjukkan Keputusasaan

Megapolitan
Persiapan Pemilu 2024, Bawaslu DKI Keluhkan Fasilitas Kantor

Persiapan Pemilu 2024, Bawaslu DKI Keluhkan Fasilitas Kantor

Megapolitan
Nasib Nahas Bocah di Tangerang: Hanyut di Kali Angke Usai Terpeleset Saat Bermain, Jasadnya Ditemukan 3 Hari Kemudian

Nasib Nahas Bocah di Tangerang: Hanyut di Kali Angke Usai Terpeleset Saat Bermain, Jasadnya Ditemukan 3 Hari Kemudian

Megapolitan
Anak Diperkosa Ayah Kandung Belasan Kali hingga Hamil, P2TP2A Tangsel: Korban Trauma Ingat Bapaknya

Anak Diperkosa Ayah Kandung Belasan Kali hingga Hamil, P2TP2A Tangsel: Korban Trauma Ingat Bapaknya

Megapolitan
Jadi Tersangka, Tiga Buruh yang Keroyok Sopir Truk Terancam 5 Tahun Penjara

Jadi Tersangka, Tiga Buruh yang Keroyok Sopir Truk Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Dinkes DKI Minta KPU Wajibkan Anggota KPPS Terdaftar Jadi Peserta BPJS Kesehatan

Dinkes DKI Minta KPU Wajibkan Anggota KPPS Terdaftar Jadi Peserta BPJS Kesehatan

Megapolitan
Jangan Lagi Ada Korban di Pemilu 2024, Eks Petugas KPPS: Masa Pemerintah Enggak Berkaca?

Jangan Lagi Ada Korban di Pemilu 2024, Eks Petugas KPPS: Masa Pemerintah Enggak Berkaca?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com