Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cikal-Bakal Kampung Bahari Jadi Sarang Narkoba, Berawal dari Tempat ABK "Nyimeng"

Kompas.com - 17/12/2022, 06:00 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya penegakan hukum terhadap peredaran narkoba di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, tak kunjung membuahkan hasil.

Berdasarkan catatan Kompas.com sedikitnya sudah enam kali polisi melakukan penggerebekan kasus penyalahgunaan narkoba di Kampung Bahari sepanjang tahun ini.

Setiap kali pihak berwajib melakukan penggerebekan di permukiman yang berlokasi persis di pinggir rel kereta api tersebut, selalu ada bandar, pengedar, dan pemakai yang ditangkap.

Belasan hingga ribuan gram alat bukti narkoba disita polisi. Namun, kasus penyalahgunaan narkoba di wilayah ini tak kunjung berhenti.

Baca juga: Rasanya Jadi Warga Kampung Bahari yang Ikut Kena Stigma Kampung Narkoba...

Stigma "kampung narkoba" yang melekat pada Kampung Bahari berdamak negatif terhadap para warga yang berdomisili di Kampung Bahari maupun sekitarnya.

Kompas.com mendapatkan cerita dari Andi (bukan nama sebenarnya), seorang warga Kampung Bahari.

 

Ia menuturkan kalau ada warga yang gagal menjalani rangkaian seleksi karyawan di perusahaan karena beralamat di Kampung Bahari.

"Karena viral narkoba itulah jadi mungkin kalau ada warga yang ngelamar, terus PT pada tahu warga Kampung Bahari, pasti enggak dipakai, pasti ditolak," tutur Andi.

Baca juga: Coba Pesan Ojol Pukul 21.00 WIB Tujuan Kampung Bahari, Pasti Ditolak...

Tak hanya itu, stigma kampung narkoba itu nyatanya juga membuat warga Kampung Bahari ditolak saat memesan ojek online (ojol). Andi berujar, mereka tidak bisa memesan jasa ojol di atas pukul 21.00 WIB.

Pasalnya, para pengemudi disebut takut ditodong oleh warga sekitar. Sebagai warga, Andi mengatakan, kondisi itu sangat merugikan mereka saat membutuhkan ojol di malam hari.

"Ya itu karena mereka tahu di situ rawan di Kampung Bahari," ucap Andi.

Cikal-bakal "kampung narkoba"

Penggerebekan berulang oleh aparat kepolisian di Kampung Bahari memicu pertanyaan, sejak kapan kampung tersebut menjadi sarang peredaran narkoba?

Baca juga: Stigma Kampung Narkoba yang Bikin Warga Kampung Bahari Ditolak Kerja di Perusahaan...

Berdasarkan penelusuran arsip harian Kompas, Kampung Bahari mulai muncul dalam laporan pemberitaan Kompas sejak tahun 1996.

Namun, pemberitaan tersebut berisi tentang warga yang rumahnya tergusur oleh Pemprov DKI Jakarta. Adapun informasi tentang kejahatan narkoba di Kampung Bahari pertama kali muncul pada 8 November 2013.

Polisi menangkap dua orang pengedar narkoba jenis ganja berinisial JN (48) dan HR (31) yang merupakan warga Kampung Bahari (Kompas, 9/11/2013).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com