Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kampung Bahari Mengulang Kisah Kelam Kampung Ambon sebagai Sarang Narkoba

Kompas.com - 17/12/2022, 06:30 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumat (9/12/2022) sore, rintik hujan tak menghentikan sebagian warga Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, menyerang petugas dengan batu dan petasan.

Barisan Polisi yang tengah menggerebek "kampung narkoba" tersebut diserang dengan lemparan batu dan letusan petasan dari warga yang kebanyakan terlibat penyalahgunaan narkoba.

Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Utara Kompol Slamet Riyanto mengungkapkan, penyerangan ini mengakibatkan seorang polisi mengalami luka ringan di bagian pelipisnya.

"Dari anggota kami ada yang kena satu di pelipis, dari Polsek Tanjung Priok. Kemudian ada yang kena petasan, tapi hanya luka ringan saja," kata Slamet.

Bagi mayoritas masyarakat yang berdomisili di Kampung Bahari atau sekitarnya, drama penggerebekan Jumat sore itu sudah bukan menjadi hal yang mengejutkan.

Baca juga: Cikal-Bakal Kampung Bahari Jadi Sarang Narkoba, Berawal dari Tempat ABK Nyimeng

Pasalnya, penggerebekan kampung yang berlokasi persis di pinggir rel kereta api wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara, sudah terlalu sering terjadi.

Berdasarkan catatan Kompas.com sedikitnya tahun ini sudah enam kali polisi melakukan penggerebekan kasus penyalahgunaan narkoba berskala besar di Kampung Bahari.

Penggerebekan yang diceritakan di atas terjadi tidak jauh usai Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara, saat menggerebek Kampung Bahari pada Rabu (30/11/2022). Dari penggerebekan ini poli menyita 116,97 gram sabu dan menangkap enam orang tersangka.

Penggerebekan yang melibatkan ratusan aparat dilalui dengan perlawanan warga dan letusan petasan juga terjadi saat aparat Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Utara menggerebek Kampung Bahari pada 9 Maret 2022.

Saat itu, polisi menangkap 26 orang serta menyita 350 gram sabu, 1.500 butir ekstasi, dan uang tunai jutaan rupiah.

Baca juga: Rasanya Jadi Warga Kampung Bahari yang Ikut Kena Stigma Kampung Narkoba...

Jadi mata pencarian

Sulitnya memberantas peredaran narkoba di Kampung Bahari terjadi lantaran sebagian warga menjadikan barang haram itu sebagai mata pencarian.

Padahal, Kampung Bahari sudah berulang kali dikunjungi pemangku kepentingan pemberantasan narkoba, di antaranya Badan Narkotika Nasional (BNN). Namun, program pemberdayaan itu tak ada satu pun yang berhasil.

Sosiolog Universitas Negeri Jakarta, Rakhmat Hidayat, menyebutkan, faktor ekonomi menjadi penyebab peredaran narkotika di Kampung Bahari tak pernah berhenti.

"Dari kacamata sosiologi, kemiskinan merupakan akar permasalahan tersebut. Di Kampung Bahari itu sudah mendarah daging semua orang terlibat, dan itu menjadikan narkotika sebagai satu bisnis, ladang ekonomi," kata Rakhmat.

Baca juga: Kamera CCTV, Senjata Warga Kampung Bahari untuk Pantau Kehadiran Polisi

Hal itu membuat pendekatan keamanan yang kerap dilakukan oleh pemerintah tidak membuat para pengedar berhenti meski dilakukan penggerebekan berulang kali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com