Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kantor Gubernur DKI yang Dulunya Bekas Rumah "Burgemeester"

Kompas.com - 17/12/2022, 15:29 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

Gubernur pertama yang berkantor di rumah nomor 8 adalah Ali Sadikin. Para Gubernur Jakarta berikutnya, kecuali Fauzi Bowo, juga menempati rumah nomor 8 ini. Mereka menempati ruangan di sisi kiri gedung.

Baca juga: Sejarah Jakarta Islamic Centre: Eks Kramat Tunggak, Lokalisasi Terbesar di Asia Tenggara pada Masanya

Masih berfungsi baik

Ruangan-ruangan di dalam gedung tua itu sampai kini masih berfungsi dengan baik. Ruang depan digunakan sebagai ruang tunggu tamu. Dua ruangan lainnya menjadi ruang tamu dan ruang kerja gubernur.

Serambi belakang kini menjadi Balairung, tempat berbagai acara resmi, seperti penandatanganan perjanjian kerja sama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan pihak lain. Ruang tidur di sisi kiri dan kanan kini berfungsi sebagai ruang rapat.

Mansur, pegawai protokol DKI Jakarta, yang sejak 1990-an hilir mudik mengurus protokoler di dalam gedung, menuturkan, bangunan lama hanya berhenti sampai Balairung. Balai Agung, semacam aula, adalah bangunan baru.

”Dulu masih ada pintu kaca yang membatasi Balairung. Pada era Pak Soerjadi (1992-1997) pintu itu dihilangkan,” ujarnya kepada Kompas.

Baca juga: Kisah Jakarta yang Pernah Memiliki Tempat Judi Alias Kasino

Di Balairung juga berdiri pilar-pilar besar, mirip seperti di pendopo Balai Kota. Menurut Mansur, pilar itu juga hasil renovasi.

Pintu-pintu ruang rapat pun tinggi dan besar sehingga terkesan kuno, meskipun pintu itu dibuat pada 1990-an.

Mansur menambahkan, di ruang kerja gubernur terdapat pintu kaca dengan pemandangan tambahan yang modern berupa taman dan kolam ikan.

”Taman itu dibuat di zaman Pak Sutiyoso. Ada burung di sangkar, ada ikan koi di kolam, jadi suasananya segar, tidak seperti di dalam gedung tua,” ujarnya.

Selain membangun Balai Kota, Pemerintah Provinsi DKI juga membangun Gedung DPRD baru di Jalan Kebon Sirih yang sebelumnya bekas kantor Kedutaan Besar Belanda di Jakarta akhir 1980-an.

Baca juga: Pemkot Jakpus Terima Aduan Warga, soal Sampah hingga Ijazah Palsu Pak RT

Kebijakan ini makin mengikis keberadaan gedung-gedung tua di Jalan Kebon Sirih dan Jalan Medan Merdeka Selatan.

Gedung Balai Kota Jakarta ini terbuka bagi masyarakat luas. Setiap hari, tamu gubernur datang silih berganti.

Warga yang ingin mengadu pun setiap hari mengantre di gedung tua ini. Tak ada salahnya untuk tahu latar belakang kisah gedung ini agar kita dapat sekalian menikmati aroma sejarahnya.

(Kompas: Fransisca Romana Ninik | Kompas.com: Nirmala Maulana Achmad)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com