Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/12/2022, 11:16 WIB
Reza Agustian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Pusat mengakui menemui kendala dalam mengungkap kasus penculikan Malika Anastasya (6) di Jalan Gunung Sahari 7A, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, minimnya informasi yang didapatkan penyidik menjadi hambatan untuk mengungkap kasus penculikan itu.

"Kendalanya, kami minim bukti informasi. Jadi begini, kalau dilihat dari rekaman (kamera) CCTV, timeline-nya itu tanggal 7 jam 10.00 WIB pagi. Setelah kami cek, durasi selisih waktu dengan real time hanya empat detik," kata Komarudin saat dikonfirmasi wartawan, Senin (19/12/2022).

Baca juga: Malika Tak Pulang Belasan Hari, Diduga Diculik Pria dengan Bajaj di Gunung Sahari...

Terlebih, orangtua korban baru melapor ke kepolisian selang dua hari sejak penculikan itu terjadi. Hal tersebut juga menjadi kendala bagi kepolisian untuk menyelidiki kasus tersebut.

Di sisi lain, kata Komarudin, jajarannya telah memeriksa satu kamera pengawas CCTV yang merekam detik-detik Malika dibawa kabur oleh seorang pria menggunakan bajaj.

Namun, jarak kamera CCTV di lokasi cukup jauh sehingga tak menggambarkan dengan jelas wajah atau indentitas pelaku.

"Ini yang masih kami cari identitas ciri-ciri pelaku, karena kalau dilihat di CCTV itu sangat jauh," ucap Komarudin.

Baca juga: Polisi Kerja Sama dengan Dukcapil untuk Ungkap Identitas Penculik Malika di Gunung Sahari

Tak berhenti di situ, penyidik juga telah meminta keterangan dari sopir bajaj yang ditumpangi pelaku untuk membawa kabur korban.

Menurut Komarudin, pemeriksaan itu tak mendapatkan informasi cukup banyak sebab sopir bajaj memiliki keterbelakangan mental.

"Sopir bajaj ini bukan sopir asli, sopir tembak, dan punya keterbelakangan mental. Mudah-mudahan misteri ini bisa segera kami ungkap," tutur dia.

Karena minimnya informasi yang didapat, Komarudin berujar, jajarannya akan bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta untuk menyelidiki kasus penculikan Malika.

"Saat ini kami mengarah pada Dukcapil. Identitas pelaku dengan persamaan atau kesesuaian ciri-ciri agak sulit digambarkan karena cukup jauh (dari rekaman CCTV di sekitar lokasi)," ujar dia.

Baca juga: Detik-detik Penculikan Anak Perempuan di Gunung Sahari yang Dibawa Kabur dengan Bajaj

Setelah mendapatkan sketsa wajah pelaku, polisi akan berkoordinasi dengan Dinas Dukcapil DKI untuk menyesuaikan ciri-ciri dengan data kependudukan.

Sebelumnya diberitakan, video viral menarasikan seorang bocah berusia enam tahun diduga diculik.

Dalam video tampak pria yang mengenakan pakaian dan topi serba hitam mendekati korban. Kemudian, pelaku memegang tangan korban dan menariknya masuk ke dalam bajaj.

Setelah bocah yang mengenakan pakaian putih itu masuk ke dalam bajaj, pelaku segera bergegas pergi membawa korban dengan bajaj yang ditumpanginya.

Kapolsek Sawah Besar AKP Patar Mula Bona mengungkapkan, kasus penculikan tersebut terjadi pada Rabu (7/12/2022).

"Iya, kejadian tanggal 7 Desember 2022. Keluarga korban kemudian datang ke Polres Jakarta Pusat melaporkan kehilangan anaknya tanggal 9," ujar Bona.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK10 Tanah Abang-Kota

Rute Mikrotrans JAK10 Tanah Abang-Kota

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam | Runtuhnya Kejayaan Pusat Belanja di Jakarta

[POPULER JABODETABEK] Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam | Runtuhnya Kejayaan Pusat Belanja di Jakarta

Megapolitan
Rute dan Jadwal Bus Citra Raya Tangerang 2023

Rute dan Jadwal Bus Citra Raya Tangerang 2023

Megapolitan
Hari Ozon Sedunia, Pemadaman Lampu di Jakarta Juga untuk Mengedukasi Warga soal Emisi Karbon

Hari Ozon Sedunia, Pemadaman Lampu di Jakarta Juga untuk Mengedukasi Warga soal Emisi Karbon

Megapolitan
Cerita Warga Kemang Banyak yang Foto 'Prawedding' Saat Bunga Tabebuya Bermekaran

Cerita Warga Kemang Banyak yang Foto "Prawedding" Saat Bunga Tabebuya Bermekaran

Megapolitan
Klarifikasi Maxim Soal 'Suspend' Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tanpa Helm

Klarifikasi Maxim Soal "Suspend" Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tanpa Helm

Megapolitan
Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam Demi Peringati Hari Ozon Sedunia

Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam Demi Peringati Hari Ozon Sedunia

Megapolitan
Viral Video AC di LRT Jabodebek Bocor, Air Rembes ke Gerbong Penumpang

Viral Video AC di LRT Jabodebek Bocor, Air Rembes ke Gerbong Penumpang

Megapolitan
'Vibes' Jepang di Kemang Luntur Karena Bunga Tabebuya Berguguran, Warga Masih Banyak yang Datang

"Vibes" Jepang di Kemang Luntur Karena Bunga Tabebuya Berguguran, Warga Masih Banyak yang Datang

Megapolitan
Sosiolog UNJ Nilai Penutupan Lokalisasi di Gang Royal Tak Hentikan Masalah

Sosiolog UNJ Nilai Penutupan Lokalisasi di Gang Royal Tak Hentikan Masalah

Megapolitan
Lurah Papanggo Pelajari Syarat yang Diajukan Warga Kampung Bayam

Lurah Papanggo Pelajari Syarat yang Diajukan Warga Kampung Bayam

Megapolitan
Bertemu 5 Jenderal Purnawirawan TNI, Cak Imin: Saya Dapat Petuah dan Nasehat

Bertemu 5 Jenderal Purnawirawan TNI, Cak Imin: Saya Dapat Petuah dan Nasehat

Megapolitan
Bunga Tabebuya di Kemang Sedang Tak Mekar, 'Vibes' Jepang Pun Hilang...

Bunga Tabebuya di Kemang Sedang Tak Mekar, "Vibes" Jepang Pun Hilang...

Megapolitan
Sosiolog: Penggusuran Lokalisasi Gang Royal Harus Dilanjutkan dengan Pemberdayaan

Sosiolog: Penggusuran Lokalisasi Gang Royal Harus Dilanjutkan dengan Pemberdayaan

Megapolitan
Warga Kampung Bayam Survei ke Rusun Nagrak, Keluhkan Akses yang Sulit untuk Anak Sekolah

Warga Kampung Bayam Survei ke Rusun Nagrak, Keluhkan Akses yang Sulit untuk Anak Sekolah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com