JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Pusat mengakui menemui kendala dalam mengungkap kasus penculikan Malika Anastasya (6) di Jalan Gunung Sahari 7A, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, minimnya informasi yang didapatkan penyidik menjadi hambatan untuk mengungkap kasus penculikan itu.
"Kendalanya, kami minim bukti informasi. Jadi begini, kalau dilihat dari rekaman (kamera) CCTV, timeline-nya itu tanggal 7 jam 10.00 WIB pagi. Setelah kami cek, durasi selisih waktu dengan real time hanya empat detik," kata Komarudin saat dikonfirmasi wartawan, Senin (19/12/2022).
Baca juga: Malika Tak Pulang Belasan Hari, Diduga Diculik Pria dengan Bajaj di Gunung Sahari...
Terlebih, orangtua korban baru melapor ke kepolisian selang dua hari sejak penculikan itu terjadi. Hal tersebut juga menjadi kendala bagi kepolisian untuk menyelidiki kasus tersebut.
Di sisi lain, kata Komarudin, jajarannya telah memeriksa satu kamera pengawas CCTV yang merekam detik-detik Malika dibawa kabur oleh seorang pria menggunakan bajaj.
Namun, jarak kamera CCTV di lokasi cukup jauh sehingga tak menggambarkan dengan jelas wajah atau indentitas pelaku.
"Ini yang masih kami cari identitas ciri-ciri pelaku, karena kalau dilihat di CCTV itu sangat jauh," ucap Komarudin.
Baca juga: Polisi Kerja Sama dengan Dukcapil untuk Ungkap Identitas Penculik Malika di Gunung Sahari
Tak berhenti di situ, penyidik juga telah meminta keterangan dari sopir bajaj yang ditumpangi pelaku untuk membawa kabur korban.
Menurut Komarudin, pemeriksaan itu tak mendapatkan informasi cukup banyak sebab sopir bajaj memiliki keterbelakangan mental.
"Sopir bajaj ini bukan sopir asli, sopir tembak, dan punya keterbelakangan mental. Mudah-mudahan misteri ini bisa segera kami ungkap," tutur dia.
Karena minimnya informasi yang didapat, Komarudin berujar, jajarannya akan bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta untuk menyelidiki kasus penculikan Malika.
"Saat ini kami mengarah pada Dukcapil. Identitas pelaku dengan persamaan atau kesesuaian ciri-ciri agak sulit digambarkan karena cukup jauh (dari rekaman CCTV di sekitar lokasi)," ujar dia.
Baca juga: Detik-detik Penculikan Anak Perempuan di Gunung Sahari yang Dibawa Kabur dengan Bajaj
Setelah mendapatkan sketsa wajah pelaku, polisi akan berkoordinasi dengan Dinas Dukcapil DKI untuk menyesuaikan ciri-ciri dengan data kependudukan.
Sebelumnya diberitakan, video viral menarasikan seorang bocah berusia enam tahun diduga diculik.
Dalam video tampak pria yang mengenakan pakaian dan topi serba hitam mendekati korban. Kemudian, pelaku memegang tangan korban dan menariknya masuk ke dalam bajaj.
Setelah bocah yang mengenakan pakaian putih itu masuk ke dalam bajaj, pelaku segera bergegas pergi membawa korban dengan bajaj yang ditumpanginya.
Kapolsek Sawah Besar AKP Patar Mula Bona mengungkapkan, kasus penculikan tersebut terjadi pada Rabu (7/12/2022).
"Iya, kejadian tanggal 7 Desember 2022. Keluarga korban kemudian datang ke Polres Jakarta Pusat melaporkan kehilangan anaknya tanggal 9," ujar Bona.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.