Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Polemik Transjakarta: Terjerat Korupsi, Tak Laik Pakai, hingga Dugaan Puluhan Bus Terbengkalai

Kompas.com - 22/12/2022, 12:00 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Transjakarta, sebuah transportasi umum berupa bus rapid transit (BRT) yang beroperasi di wilayah DKI Jakarta, telah menjadi andalan bagi sebagian warga Ibu Kota.

Sejak tonggak sejarah transportasi publik di Ibu Kota pertama kali dimulai pada 15 Januari 2004, Transjakarta tak pernah lepas dari polemik di tengah masyarakat.

Baru-baru ini, bus-bus milik PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) yang dibiarkan terparkir di pul bus tengah menjadi sorotan. Bus-bus terparkir itu setidaknya terlihat di Pul Pinang Ranti dan Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Padahal, bus-bus itu harusnya menjadi moda angkutan masyarakat di tengah gencarnya imbauan pemerintah agar warga beralih dari transportasi pribadi ke angkutan massal.

Baca juga: Kilas Balik 17 Tahun Transjakarta, Wajah Baru Transportasi Publik yang Kini Sering Terlibat Kecelakaan

Diinisiasi Gubernur Sutiyoso

Pembangunan Transjakarta adalah kebijakan yang diambil saat kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Sutiyoso kala itu berharap Transjakarta bisa mengatasi kemacetan di Ibu Kota.

"Ini merupakan jawaban atas kondisi lalu lintas saat dan sekaligus menjadi titik awal dari perombakan total sistem angkutan umum dalam bingkai transportasi makro," kata Sutiyoso saat peluncuran itu sebagaimana diberitakan Harian Kompas pada 16 Januari 2004.

Transjakarta saat itu merupakan bus rapid transit (BRT) pertama di Asia Tenggara. Panjang keseluruhan jalur lintasan transjakarta yang mencapai 208 kilometer diklaim sebagai lintasan BRT yang terpanjang di dunia.

Transjakarta koridor I rute Blok M-Kota sepanjang 12,9 kilometer pertama kali diluncurkan pada 15 Januari 2004. Saat itu, Transjakarta disambut antusias oleh warga.

Pengelolaan bus Transjakarta berada di bawah Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta pada 4 Mei 2006. UPT ini bernaung di bawah Dinas Perhubungan DKI Jakarta sesuai Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 48 Tahun 2006.

Pengelolaan bus Transjakarta kemudian diserahkan ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bernama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) pada 27 Maret 2014.

Transjakarta juga bekerja sama dengan operator bus reguler mulai tahun 2011. Kini, TransJakarta diketahui memiliki 13 koridor yang beroperasi dan memiliki sekitar 200 jumlah halte.

Baca juga: Sejarah TransJakarta, Koridor Pertama hingga Tarif Awalnya

Bus Zhong Tong yang bermasalah

Eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pernah mempermasalahkan bus merek Zhong Tong yang dioperasikan oleh Transjakarta pada 2014.

Zhong Tong merupakan jenis bus buatan Cina yang dinilai tidak laik pakai. Ahok menduga bahwa sering bermasalahnya bus transjakarta diakibatkan oleh kualitas bus yang buruk.

Transjakarta pun resmi menghentikan operasional dari 30 unit bus gandeng Zhong Tong npada 2015. Jumlah tersebut sudah termasuk bus yang terbakar.

Penghentian sementara seluruh unit bus Zhong Tong dilakukan dalam rangka pemeriksaan secara menyeluruh.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com