Pendarahan otak
Ridwan meninggal dunia karena sakit yang diderita dua hari sebelumnya. Ridwan dikabarkan sempat tidak sadar karena mengalami pendarahan otak.
"Beliau meninggal karena pendarahan di batang otak. Kami menemukan beliau dalam keadaan koma pada Jumat pagi hari," ujar kata putra ketiga Ridwan, Rifat saat dikonfirmasi, Minggu.
Sementara itu, Feny, ipar dari Ridwan, mengatakan bahwa almarhum ditemukan tak sadarkan diri di kamar rumah oleh sang istri pada Jumat (23/12/2022).
Baca juga: Sebelum Meninggal, Ridwan Saidi Ditemukan Tak Sadar di Kamar oleh Sang Istri
Ridwan kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. "Itu sudah tidak sadar, keluar busa dari mulutnya. Langsung buru-buru panggil tukang bawa ke rumah sakit," kata Feny.
Feny berujar, Ridwan tak memiliki riwayat penyakit apa pun selama hidup. Sehari-hari, Ridwan masih terlihat aktif dalam menjalankan aktivitasnya.
"Bapak enggak sakit apa-apa, sehat. Energik juga ya. Kami juga kaget, yang sakit justru ibu (istri Ridwan). Ibu kan kemarin karena sesak, terus sempat masuk rumah sakit, tapi enggak apa-apa," ujar Feny.
"Jadi sudah tak sadar sejak dari rumah. Pagi ini (dinyatakan meninggal)," sambung dia.
Ridwan lahir pada 2 Juli 1942 di Gang Arab Nomor 20, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Ridwan adalah anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Abdurrahim dan Muhaya, ketiga kakaknya adalah perempuan semua.
Ia menikahi Yahma Wisnani, seorang wanita kelahiran Minang, Sumatera Barat, pada 1977.
Pasangan ini dikaruniai lima orang anak, yakni Syarifah Jihan Marina, Syarif Razvi, Rifat Najmi, Ferhat Afkar, dan Shahin Maulana.
Baca juga: Budayawan Betawi Ridwan Saidi Alami Pendarahan Otak Sebelum Meninggal, Ini Gejala dan Penyebabnya
Ridwan memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia pada 1976.
Semasa kuliah ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan berhasil menjadi Ketua Umum PBHMI 1974-1976.
Ridwan kemudian menjadi caleg PPP pada Pemilu 1977. Ia pun terpilih sebagai anggota DPR dari PPP.
Ketika Ridwan sudah tidak aktif lagi dalam dunia perpolitikan nasional selepas menjabat anggota DPR pada 1987, ia memfokuskan diri mengamati masalah-masalah kebudayaan Betawi.
Namun, Ridwan seperti yang ia katakan, "saya tidak pernah masuk ke dalam organisasi etnik Betawi, karena tidak memiliki kejelasan apa yang mereka perjuangkan".
Ridwan juga tidak memiliki hasrat untuk berkecimpung di dalam struktur pemerintahan DKI Jakarta, khususnya Badan Musyawarah (Bamus) Betawi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.