Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Toleransi Mendarah Daging, Tak Pernah Ada Gesekan Antar-umat Beragama di Kampung Sawah...

Kompas.com - 27/12/2022, 11:38 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kawasan Kampung Sawah di Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, memiliki tiga rumah ibadah dari agama yang berbeda.

Tiga rumah ibadah itu adalah Gereja Katolik Santo Servatius, Gereja Kristen Pasundan (GKP) Kampung Sawah, dan Masjid Agung Al-Jauhar Yasfi.

Lokasinya yang saling berdekatan dan titik masing-masing bangunan berdiri membuat ketiga rumah ibadah tersebut terlihat seperti membentuk sebuah segitiga.

Kawasan ini pun sering dijuluki sebagai “Segitiga Emas”.

“Kenapa dibilang ‘Segitiga Emas’? Dari tiga rumah ibadah, dua gereja dan satu masjid, selalu disyiarkan ajaran untuk kehidupan yang toleran,” kata Pegiat Kemasyarakatan di Kampung Sawah Ricardus Jaobus Napiun saat ditemui di kediamannya, Senin (26/12/2022).

Baca juga: Menjaga Toleransi Antar-umat Beragama di Kampung Sawah Kota Bekasi...

Tiga rumah ibadah tersebut sudah ada sejak zaman dahulu dan rutin menggaungkan ajaran untuk kehidupan yang toleran, saling membantu, gotong royong, dan saling menghormati.

Karena itu, toleransi dan kerukunan sesama warga sudah mendarah daging.

Jadi, bukanlah hal yang mengherankan jika warga setempat saling membantu dalam mempersiapkan perayaan hari keagamaan masing-masing kepercayaan, seperti Natal dan Idul Fitri.

Sejauh ini, pria yang akrab disapa Jacob mengungkapkan, tidak ada gesekan antar-umat beragama di Kampung Sawah.

“Gesekan yang bisa memecah belah atau tindakan intoleransi yang mengarah ke fisik itu enggak ada di sini, tapi di sekitar sini ada,” ungkap Jacob.

Baca juga: Asal-usul Julukan “Segitiga Emas” untuk Kampung Sawah Kota Bekasi

Namun, satu hal yang hadir di Kampung Sawah adalah polusi suara. Ini pun datang dari sekitar area tersebut.

“Di sini enggak ada karena kami masing-masing meyakini dan memahami, kami punya kepentingan masing-masing. Para tokoh bilang, yang ibadah bukan hanya mereka. Saudara-saudara lain (beda agama) juga beribadah,” sambung Jacob.

Penduduk Kampung Sawah memang terdiri dari masyarakat berbeda keyakinan. Namun, bukan berarti mereka bukan saudara.

Menurut Jacob, keyakinan yang dianut setiap orang bisa berbeda-beda, yakni Katolik, Protestan, dan Muslim. Namun, hubungan persaudaraan tetaplah ada.

“Adik saya Islam, kalau mau shalat dzuhur ya saya enggak ikut putus kan? Tapi, hubungan saya dengan adik saya ya tidak pernah putus. Itu maksudnya,” papar dia.

Baca juga: Toleransi Beragama di Kampung Sawah Bekasi, Saling Bantu Persiapan Hari Raya

Hal serupa juga berlaku pada saudara tidak sedarah, yakni para tetangga. Bahkan, tali perkerabatan semakin erat dengan adanya tradisi Ngejotin.

Tradisi Ngejotin adalah kearifan lokal masyarakat Kampung Sawah, yang mana seseorang yang sedang merayakan Hari Raya Keagamaan membawakan makanan dalam rantang kepada mereka yang tidak merayakannya.

“Sebagai wujud sukacita kami untuk berbagi makanan. Sukacita dalam bentuk memberi makanan. Ngejotin itu merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dari zaman nenek moyang,” kata Jacob.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com