Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Satu Tower di RSDC Wisma Atlet yang Beroperasi, Transisi Pandemi Covid-19 ke Endemi?

Kompas.com - 27/12/2022, 18:52 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, keputusan soal transisi dari pandemi Covid-19 menjadi endemi masih belum ditentukan hingga saat ini.

Kepala BNPB/Ketua Satuan Gugus Tugas Covid-19 Suharyanto berujar, Presiden Joko Widodo masih mempertimbangkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dihentikan.

"Ini kan pandemi menjadi endemi belum diputuskan ya. Presiden juga masih, kira-kira kalau PPKM ini dihentikan akan seperti apa. Nanti akan disampaikan secara resmi," sebutnya di Grha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (27/12/2022).

Di sisi lain, Suharyanto mengaku jajarannya telah melakukan salah satu langkah berkait transisi menjadi endemi, yakni menutup sejumlah menara Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet.

Baca juga: Bimbang Ingin Hentikan Operasional RDSC Wisma Atlet, BNPB: Bebani Anggaran, tetapi...

Kata dia, terkini hanya tersisa satu menara yang masih beroperasi di sana, yakni Tower 6 RSDC Wisma Atlet.

Berdasarkan data, ada empat pasien Covid-19 yang dirawat di tower tersebut.

"Itu juga sebagai salah satu antisipasi atau langkah yang kita lakukan apabila disampaikan apabila transisi dilakukan dari pandemi menjadi endemi," ungkap Suharyanto.

Di satu sisi, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menyebut, situasi pandemi Covid-19 di Indonesia dan berbagai belahan dunia lainnya masih belum stabil.

Oleh karenanya, menurut dia, status pandemi virus corona belum akan berubah menjadi endemi dalam waktu dekat.

"Bicara endemi itu sederhananya adalah situasi yang stabil dan bisa diprediksi. Ini tidak mudah dan belum memenuhi dalam konteks Covid karena belum stabil," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa.

Baca juga: Hanya Tower 6 yang Beroperasi di RSDC Wisma Atlet, Diisi Empat Pasien Covid-19

Sejak pertama kali muncul pada tahun 2019 hingga saat ini, penularan Covid-19 masih terjadi. Malahan, belakangan virus ini tak henti-hentinya bermutasi.

Kondisi tersebut menyebabkan antibodi individu, baik yang dihasilkan oleh vaksin maupun bekas infeksi virus, mengalami penurunan, sehingga penularan masih saja terjadi.

Menurut Dicky, gelombang pandemi Covid-19 juga belum bisa diprediksi. Tak bisa diperkirakan kapan gelombang baru akan mencapai puncak dan kapan bakal menurun.

"Apakah ini tiga bulanan atau lainnya, ini kan nggak jelas. Jadi kategori endemi belum, masih jauh. Apalagi kalau bicara modal imunitas ke arah herd immunity, masih jauh sekali," ujarnya.

Dicky mengatakan, butuh waktu lama untuk mengubah status pandemi menjadi endemi. Virus H1N1 penyebab influenza misalnya, baru dinyatakan sebagai endemi setelah dua dekade lamanya menjadi pandemi.

Merujuk pengalaman itu, Dicky yakin, Covid-19 juga butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa disebut sebagai endemi, setidaknya 10 tahun.

"Kalau dalam konteks Covid-19, saya kira ini akan bisa lebih dari itu, bisa menyamai H1N1 yang bisa dua dekade kurang lebih," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com