"ASN yang untuk pelayanan langsung enggak bisa (WFH)," tegasnya.
"Tapi, sejauh itu masih landai, (ASN) silakan masuk," sambung Heru.
Heru juga menyebut Pemprov DKI bersama BNPB akan memodifikasi cuaca menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dalam waktu dekat.
"Tadi kami sudah diskusi ada beberapa hal yang akan kami sikapi. Yang pertama adalah menjelang Januari dan Februari, kami nanti bersama BNPB melakukan TMC dan kemudian memetakan kembali rawan bencana," kata Heru.
Suharyanto menjelaskan, modifikasi cuaca dilakukan untuk mengantisipasi curah hujan tinggi.
"Bekerja sama dengan Provinsi DKI, nanti pelaksanaannya oleh BRIN dan TNI AU, anggarannya dari BNPB. Kami laksanakan TMC, teknologi modifikasi cuaca sudah dilaksanakan terus menerus," jelas Suharyanto.
Baca juga: Potensi Cuaca Ekstrem, Heru Budi Serahkan Kebijakan WFH bagi ASN ke Perangkat Daerah
Suharyanto berharap, modifikasi cuaca dapat berdampak dalam waktu dekat, sehingga tidak mengganggu acara pergantian tahun baru.
"Nanti mudah-mudahan ketika hujan lebat tidak mengganggu dalam proses pergantian tahun," imbuh Suharyanto.
Cara modifikasi cuaca
Terkait rencana memodifikasi cuaca di langit Jakarta, BPBD DKI Jakarta berkoordinasi dengan Wings Udara 1 Skuadron 2 TNI AU, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan BNPB.
Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan modifikasi cuaca akan dilakukan dengan TMC.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan TNI AU dan BRIN, pola penanganan untuk TMC terbagi dua, yakni dengan jumping process dan pola kompetisi.
"Jumping process atau upaya memprematurkan awan hujan agar dicegat masuk ke wilayah Jakarta. Sehingga menjadi luruh dan hujan yang terjadi hanya sekadar gerimis," jelas Isnawa.
"Sedangkan, pola kompetisi yakni membakar bahan semaian garam dengan mengganggu pertumbuhan awan dengan cara menambah inti kondensasi", imbuh dia.
Baca juga: Modifikasi Cuaca di Langit Jakarta, Berton-ton Semaian Garam Bakal Ditebar dari Pesawat