Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada Warga Tak Mampu Tidak Dapat BLT, Kadinsos Bekasi: Verifikasi Sudah Dilakukan Dua Kali

Kompas.com - 28/12/2022, 18:55 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bekasi menepis isu soal penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) yang dianggap tidak tepat sasaran ke masyarakat menengah ke bawah.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bekasi Alexander Zulkarnain menyebut, data yang masuk bahkan sudah diverifikasi dua kali sebelum BLT didistribusikan.

Pihaknya juga sudah bekerjasama dengan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan juga pendamping sosial.

"Kami lakukan (verifikasi) satu bulan lalu, dengan asumsi data manusia itu berbeda dengan data aset. Ada yang meninggal, begitu juga sebaliknya ada yang lahir, ada yang mati, ada yang pindah rumah," ujar Zulkarnain kepada awak media, Rabu (28/12/2022).

Baca juga: Masuk Kategori Tak Mampu, Warga Ini Tak Dapat BLT dari Pemkot Bekasi

Menurutnya, data yang didapat di lapangan itu pun sudah diputuskan dalam musyawarah kelurahan, sebelum akhirnya diserahkan ke Dinsos Kota Bekasi.

Dari data yang masuk ke Dinsos Kota Bekasi, data itu akan diverifikasi kembali, sebelum akhirnya Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto membuat Surat Keputusan (SK).

"Ketika pertama diusulkan, itu bukan 18.321, tapi 20.160 (warga penerima bantuan). Diverifikasi lagi, keputusan 18.321 warga yang disampaikan ke Plt Wali Kota," ucapnya.

Adapun ia menuturkan, data yang diterima oleh Plt Wali Kota berdasarkan dari Dinsos, sedangkan data yang ia dapat merupakan hasil musyawarah kelurahan.

"Jadi, bukan kami cuek ya. Kami sudah antisipasi itu melalui dua kali penyaringan. Tapi kalau hasilnya masih ada (salah sasaran), ya sangat mungkin juga," terangnya.

Baca juga: Terbukti Umbar Kebencian, Hakim Putuskan Akun Twitter Roy Suryo Dimusnahkan

Adanya BLT yang tidak tepat sasaran, diduga dikarenakan dalam hitungan hari, hitungan jam, data manusia dapat berubah sewaktu-waktu.

Meski begitu pihaknya, pihaknya memastikan bahwa seluruh BLT yang disalurkan dapat dipertanggungjawabkan karena seluruh data tersebut telah lengkap.

"Kami transparan untuk bisa dipertanggungjawabkan, nanti SPJ-nya juga lengkap. Mana yang sudah disalurkan, foto orangnya penerima, bukti penyerahannya harus ada semua lengkap," jelasnya.

Nantinya, pada tanggal 30 Desember 2022 mendatang, Dinsos Kota Bekasi akan melaporkan 18.321 BLT yang tersalurkan dan tidak tersalurkan beserta kendala di lapangan.

Sementara itu, kondisi penyaluran BLT Pemkot Bekasi diduga tidak tersasar dengan baik.

Nia (32) warga Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi mengaku tak mengetahui secara jelas tentang distribusi BLT tersebut.

Baca juga: Roy Suryo Divonis 9 Bulan Penjara dalam Kasus Meme Stupa Mirip Jokowi

Padahal, Nia merupakan salah satu warga Kota Bekasi dengan kondisi ekonomi kelas bawah.

"Tahu (ada BLT), tapi enggak terlalu kedengaran. Enggak ada informasi juga dari RT," kata Nia saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Rabu (28/12/2022).

Ia menyebutkan, apabila ada informasi mengenai BLT, pihak RT biasanya memberi tahu warga. Namun, hingga 2022 hampir usai, Nia tidak menerima informasi tersebut.

"Informasi sekecil apa pun, biasanya memang pasti diinfokan, tapi ini enggak," sebut Nia.

Ibu rumah tangga itu hingga kini belum menerima bantuan apa pun dari Pemkot Bekasi, meski program BLT telah berlalu.

Sementara itu, Ketua RT 003 RW 002 Bekasi Jaya, Subur Supriatna, mengakui bahwa informasi BLT memang tidak ia gembar-gemborkan.

Sebab, di RT-nya hanya ada tiga kepala keluarga (KK) yang menerima bantuan tersebut.

"Informasi BLT dari kelurahan, sudah diberikan semua ke tiga KK yang memang sudah berusia lansia," ujar Subur.

Subur sendiri tidak mengetahui mengapa hanya ada tiga KK yang terdaftar sebagai penerima BLT tersebut. Padahal, warga di RT-nya rata-rata masuk kategori ekonomi kelas bawah.

Informasi soal bantuan itu pun langsung ia diberikan begitu pihak kelurahan menyatakan ada warga yang mendapat bantuan.

"Saya juga bingung (kenapa hanya ada tiga KK). Informasi soal bantuan itu juga langsung saya kasih tahu ke warga penerima," jelas Subur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

Megapolitan
Pemudik Keluhkan Sulit Cari 'Rest Area', padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Megapolitan
Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Megapolitan
Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Megapolitan
Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Megapolitan
Cuti Lebaran Usai, Ganjil Genap di Jakarta Berlaku Hari Ini

Cuti Lebaran Usai, Ganjil Genap di Jakarta Berlaku Hari Ini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com