Saat trem uap sudah diaggap tidak sesuai lagi dengan kebutuhan zaman, perusahaan pemerintah Hindia-Belanda yakni Bataviaasche Verkeer Maatschappij (BVM) mengoperasikan trem listrik sepenuhnya.
Baca juga: Rel Trem Kuno Peninggalan Belanda di Proyek MRT Dibangun pada Abad 18
Ada lima rute yang dioperasikan BVM, tetapi yang terpanjang melintang sepanjang 14,3 km dari pusat kota Batavia di kawasan Kota Tua hingga daerah Kampung Melayu.
Pada masa Hindia Belanda, Kota Batavia disebut dengan Residentie Batavia, yang sekaligus menjadi pusat pendudukan pemerintah Hindia Belanda.
Permukiman di kawasan Batavia terdiri atas beberapa daerah, yaitu Penjaringan, Pasar Senen, Mangga Besar, dan Tanah Abang.
Karena Batavia dijadikan sebagai pusat perdagangan dan perekonomian, maka dibutuhkan transportasi untuk mengangkut komoditas sekaligus para tenaga kerja.
Untuk meningkatkan efektivitas layanan, dua perusahaan operator trem di Batavia kala itu yakni NITM dan BVM bergabung menjadi BVMNV atas saran Kepala Pemerintahan Kota Batavia saat itu, Ir Voornerman.
Baca juga: Semoga Rel Trem Kuno Itu Bisa Dipasang di Kota Tua untuk Wisata
Pada perkembangannya, mengikuti kebutuhan Batavia yang terus tumbuh, BVMNV tidak hanya menjalankan trem, tetapi juga mulai mengoperasikan bus-bus yang melayani angkutan di sekitar permukiman di Batavia.
Pada era penjajahan Jepang mulai 1942, BVMNV beralih nama menjadi Djakarta Shiden. Di zaman Jepang, Djakarta Shiden kembali hanya mengoperasikan trem karena bus-busnya dipakai militer Jepang.
Tiga hari setelah Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945, barulah perusahaan operator trem itu diserahkan ke Pemerintah Republik Indonesia dan dikelola Perusahaan Jawatan Kereta Api bagian trem.
Hanya dua tahun perusahaan trem itu dikuasai Indonesia. Pada 1947-1954, trem kota kembali dikuasai Belanda dengan pengelola BVMNV.
Pada 1954, BVMNV dinasionalisasi berdasarkan Undang-Undang Darurat 10 Tahun 1954. Maka, lahirlah nama Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) yang mengoperasikan trem bertenaga listrik di Jakarta.
Baca juga: Mengapa Trem Dianggap sebagai Simbol Penjajahan bagi Kaum Pergerakan?
Namun, trem listrik Jakarta yang dikelola Pemerintah Indonesia ternyata tetap merugi hingga muncul wacana untuk menghapuskan trem listrik.
Penghapusan trem listrik di Jakarta ternyata bukan isapan jempol semata. Pemerintah Indonesia menilai keberadaan trem membuat jalanan kota Jakarta semakin padat.
Secara perlahan jalur trem listrik mulai dihentikan dan digantikan dengan bus-bus yang didatangkan dari Australia.
Pemerintah Indonesia memberhentikan secara resmi penggunaan trem di Jakarta tahun 1962, tepat sebelum pesta olahraga Asian Games dimulai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.