DEPOK, KOMPAS.com - Dua bocah yang ditemukan tewas tenggelam di kubangan bekas galian proyek tol kawasan Limo, sebelumnya berpamitan kepada orangtuanya untuk membeli petasan.
Hal itu disampaikan ayah korban bernama Nur Ali (49) saat menceritakan kronologi penemuan jasad kedua korban berinisial MRF (4) dan FRF (7) pada Minggu (1/1/2023).
Ayahanda dari FRF itu mengatakan, anaknya dan MRF sempat balik ke rumah usai membeli petasan pada Sabtu kemarin.
Setelah petasan itu habis, FRF dan MRF untuk kedua kalinya berniat membeli petasan pada 17.30 WIB.
"Anak saya berangkat beli petasan awalnya berempat, tapi sudah pulang lagi. Mungkin anak saya mau beli lagi, terus ngajaklah MRF (korban kedua)," kata Ali saat ditemui di kediamannya di RT 006 RW 002, Kampung Limo Poncol, Limo, Depok, Minggu.
Baca juga: 2 Bocah Ditemukan Tewas di Kubangan Proyek Tol Limo Depok
Saat itu, mereka sempat disuruh pulang oleh tetangganya, namun kedua bocah tak menghiraukan seruan tersebut.
Setelah itu, kedua bocah itu dinyatakan hilang.
"Tetangga sempat nyuruh mereka pulang karena sudah mau maghrib, tapi anak saya lari pas mau disamperin," ujar Ali.
"Habis itu, enggak tahu lagi dia kemana karena enggak ada yang ngikutin," sambungnya.
Dalam pencarian, FRF dan MRF kemudian ditemukan warga sekitar dalam keadaan sudah tak bernyawa.
"Masyarakat sudah nemuin mayat itu MRF dulu lagi ngambang, tapi anak saya masih di dalam kubangan. Akhirnya ketemu anak saya dalam keadaan tenggelam," ujar Ali.
Baca juga: Kronologi Kapal Tenggelam di Kepulauan Seribu, Seluruh Penumpang Selamat
Kepala Kepolisian Sektor Cinere Kompol Jun Nurhaidah Tampubolon mengatakan, pihaknya menerima laporan kejadian tersebut pagi tadi, sekitar pukul 09.20 WIB.
Saat ditemukan, kedua jasad bocah berinisial MRF (4) dan FRF (7) dalam keadaan mengambang di kubangan tersebut.
"Temuan mayat dua anak laki-laki yang tewas tenggelam dalam kubangan air galian proyek tol daerah Limo," kata Jun saat dikonfirmasi, Minggu.
Kedua jasad tersebut telah dibawa ke rumah duka dan langsung dimakamkan pada siang tadi.
"(Orangtua korban) sudah mengikhlaskan dan anggap musibah dituangkan ke dalam surat pernyataan dan menolak untuk divisum," imbuh dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.