Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/01/2023, 14:17 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan, bakal ada warga yang direlokasi demi kelanjutan pembangunan tanggul pantai.

Heru mengungkap hal ini usai menggelar rapat pimpinan (rapim) berkait pembangunan tanggul di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2023).

Dalam kesempatan itu, Heru belum mengungkapkan secara rinci berapa banyak warga yang akan direlokasi untuk melanjutkan pembangunan tanggul pantai.

"Kalau tanggul pantai, ada beberapa hal yang memang spot-spot tertentu harus ada perpindahan warga," sebutnya.

Baca juga: Target Rampung 2020, Ini Progres Pembangunan Tanggul Pantai Milik DKI

Heru hanya berujar bahwa dia akan bijak dalam proses relokasi warga untuk pembangunan giant sea wall.

"Ya, kami bijak lah untuk itu," ungkapnya.

Heru menambahkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan membahas pembangunan tanggul pantai bersama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Pembahasan dilakukan karena Pemprov DKI bakal membuat sertifikat tanah di garis pantai yang ditanggul.

Baca juga: Heru Budi Gelar Rapim, Pembangunan Giant Sea Wall dan Tanggul Pantai Jadi Sorotan

Kemudian, menurut dia, pembangunan tanggul pantai baru akan rampung pada 2025.

"Karena kan ketika kami sudah menanggul pantai, ada lahan timbul yang milik Pemda DKI. Itu harus cepat kami sertifikatkan, yang dekat dengan Pelindo," tuturnya.

"(Pembangunan) tanggul pantai (rampung) 2025," sambung Heru.

Selain pembangunan tanggul pantai, pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) juga menjadi bahasan saat rapim.

Baca juga: DKI Sayangkan Banyak Warga Rusak Tanggul Pantai

Heru menyebut Pemprov DKI Jakarta sedang mematangkan kembali konsep pembangunan giant sea wall.

Menurut dia, pematangan konsep akan rampung tiga bulan ke depan atau pada April 2023.

Adapun pematangan konsep dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta.

Heru mengungkapkan, untuk mematangkan konsep, Bappeda DKI Jakarta akan menemui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

"Konsep perencanaannya harus segera. Habis ini ke Bappenas, diskusi dengan para jementerian terkait, ada Kementerian Kelautan, Lingkungan Hidup, dan seterusnya," urainya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Eks Pelaku Tawuran Manggarai Sudah Dapat Kerja, Ada yang di PT KAI

Eks Pelaku Tawuran Manggarai Sudah Dapat Kerja, Ada yang di PT KAI

Megapolitan
Perempuan yang Jasadnya Ditemukan di Sungai Cikeas Diperkirakan Tewas Pekan Lalu

Perempuan yang Jasadnya Ditemukan di Sungai Cikeas Diperkirakan Tewas Pekan Lalu

Megapolitan
Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Wali Kota Jaktim: Warga Bakal Jadi Pengawas

Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Wali Kota Jaktim: Warga Bakal Jadi Pengawas

Megapolitan
Cerita di Balik Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman

Cerita di Balik Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia di Manggarai, Tutup Usia di Atap Rumahnya dan Baru Ditemukan Sehari Kemudian

Akhir Hayat Lansia di Manggarai, Tutup Usia di Atap Rumahnya dan Baru Ditemukan Sehari Kemudian

Megapolitan
Pemprov DKI dan Daerah Penyangga Rapat Pengendalian Inflasi, Sepakat Galakkan Gerakan Tanam

Pemprov DKI dan Daerah Penyangga Rapat Pengendalian Inflasi, Sepakat Galakkan Gerakan Tanam

Megapolitan
Polisi Tangkap Ayah yang Hamili Anak Kandungnya di Tangsel

Polisi Tangkap Ayah yang Hamili Anak Kandungnya di Tangsel

Megapolitan
Nissan Xtrail Tabrak Penjaga Pelintasan di Cengkareng lalu Tertabrak KRL, 2 Orang Terluka

Nissan Xtrail Tabrak Penjaga Pelintasan di Cengkareng lalu Tertabrak KRL, 2 Orang Terluka

Megapolitan
Pengakuan Guru SDN di Jaktim yang Digaji Rp 300.000 Per Bulan: Saya Terima...

Pengakuan Guru SDN di Jaktim yang Digaji Rp 300.000 Per Bulan: Saya Terima...

Megapolitan
Kejinya Ayah di Tangsel yang 18 Kali Perkosa Anak Sulung dan Hampir Perkosa Si Bungsu

Kejinya Ayah di Tangsel yang 18 Kali Perkosa Anak Sulung dan Hampir Perkosa Si Bungsu

Megapolitan
Sudah Membusuk, Jasad Perempuan di Sungai Cikeas Sulit Dikenali

Sudah Membusuk, Jasad Perempuan di Sungai Cikeas Sulit Dikenali

Megapolitan
Bikin Kampung Tanpa Asap di Jaktim, Wali Kota: Warga yang Ingin Merokok Silakan Keluar Lingkungan!

Bikin Kampung Tanpa Asap di Jaktim, Wali Kota: Warga yang Ingin Merokok Silakan Keluar Lingkungan!

Megapolitan
Ayah di Tangsel Hamili Anak Sulung, Pelaku Juga Hampir Perkosa Putri Bungsunya

Ayah di Tangsel Hamili Anak Sulung, Pelaku Juga Hampir Perkosa Putri Bungsunya

Megapolitan
Pemkot Jaktim Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Jadi Contoh untuk Wilayah Lain

Pemkot Jaktim Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Jadi Contoh untuk Wilayah Lain

Megapolitan
Guru Honorer di SDN Malaka Jaya Terima Kuitansi Gaji Rp 9 Juta, Disdik DKI: Itu Rapel 2 Bulan

Guru Honorer di SDN Malaka Jaya Terima Kuitansi Gaji Rp 9 Juta, Disdik DKI: Itu Rapel 2 Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com